Langsung ke konten utama

24


Bukan lagi euphoria yang diharap untuk dirasa
Bukan kejutan meriah warna warni yang di ingin
Bukan juga hujan ucapan tiada henti yang di nanti

Tapi Do’a
Aku hanya meminta do’a-do’a terindah yang melangit tanpa putus
Aku hanya mengharap kidung terindah yang menguntai dengan tulus
Dan aku hanya memohon kebaikan-kebaikan yang hadir dengan halus
Karena sejatinya itulah yang menjadi pelindung terbaik dalam kehidupan bukan?

Tiada kata terindah yang mampu diucap selain syukur,
Atas nafas yang masih dihembus,
Nadi yang masih berdetak,
Mata yang masih menatap serta segala nikmat yang tidak dapat terbilang.

Tiada ucapan terbaik yang ingin disebut selain terima kasih,
Kepada sosok-sosok terbaik dalam hidup yang selalu ada disaat diri ini begitu rapuh
Kepada tangan-tangan langit yang bekerja dengan menakjubkan untuk kehidupan ini
Kepada pegalaman hidup yang memberikan pelajaran terbaik selama 3 windu ini
Juga kepada Dzat yang selalu menjadi alasan utamaku untuk terus bertahan atas segala ketetapanNya.

Wahai diri,
Aku tahu banyak hal yang sudah menimpa tubuh kecilmu belakangan ini, datang bertubi tanpa memberi jeda. Membuat lebam di sana sini, merobek lembar-lembar harapan yang pernah dirajut, menghempas semua asa yang pernah membumbung.

Tapi, seseorang pernah berkata padaku bahwa memilih menjadi dewasa maka kau akan sering terbentur-terbentur lagi- lalu terbentuk.

Begitulah proses menjadi dewasa. Rumit, menyakitkan tapi bermakna dan pemahaman atas proses itu akan abadi.

Semoga dirimu nanti akan terbentuk menjadi diri yang memiliki penerimaan yang baik serta pemahaman yang tulus akan kehidupan ini ya.

Semoga apapun yang menimpamu kemarin mampu membentukmu lagi dan lagi menjadi manusia yang lebih baik.


Dan semoga pundakmu semakin kuat, hatimu semakin luas, segala tanyamu terjawab, semua amarahmu mereda, segala harap Allah perkenankan. Ingat bahagia itu bukan dicari tapi dicipta oleh rasa syukur. 

Selamat Bertumbuh wahai diri.


140820


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. Satu

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang tent

Tamu Tak Diundang

Siapa yang sangka bahwa tempat itu yang akan membuatmu kedatangan tamu yang tak diundang, Siapa sangka bahwa tempat itu yang akan mengantarkanmu pada luka yang menganga saat ini. Siapa yang sangka bahwa tempat itu yang menjadi alasan kau harus menata kembali perasaanmu yang telah hancur berantakan sendirian. Dulu, kau butuh waktu bertahun-tahun untuk menata kembali perasaanmu, kau butuh tahunan untuk merawat luka itu hingga kering dan kau butuh waktu yang tidak sebentar untuk ada dititik berdamai dengan semua luka itu. Tapi, dia datang dengan jumawanya tanpa permisi, masuk kedalam hidupmu menajanjikan banyak hal, menjamin semuanya akan baik-baik saja, dan meyakinkannya berluang kali.