Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Y.O.L.O

Kadang kita membutakan mata pada realita Kadang kita men-silent hati untuk orang lain Pun kadang kita menutup telinga atas teriakan orang lain Dua pertemuan lalu adalah pertemuan yang cukup membuatku  berdecak kagum dan menggumam “ Masih ada yang orang seperti mereka di dunia ini”. Aku bertemu (tepatnya dipertemukan) dua orang sosok yang menakjubkan. Mereka punya seudang pengalaman menolong orang lain di beberapa belahan dunia sana. Kami bercerita panjang lebar. Saat itu aku tidak memberikan banyak pertanyaan aku lebih menjadi pendengar dari setiap penggal cerita pengalaman mereka. Dari sekian pertanyaan akhirnya aku sampai pada pertanyaan Q : “ Kenapa mau melakukan itu? kenapa harus jauh-jauh kesana? Kalo mau nolong di sini pun masih banyak yang perlu di tolong, apalagi disana dari segi keamanan saja sudah tidak aman kan?”. Tanya ku A: “ Kalo dilihat dari kebutuhan iya disinipun masih banyak yang harus ditolong. Tapi, kalo dilihat mana yang lebih harus dit

SERUNI

“Bagaimana mungkin dia masih mampu mengembang senyum disaat luka di hatinya menganga begitu besar? Seolah badai yang menerpanya hanyalah angin sore yang segera berakhir ?“ gumam ku. Aku sedang memperhatikan sosok wanita yang tinggal di sebrang dari balik jendela . Dia memiliki senyum yang hangat dan tatapan teduh menenangkan. Setiap pagi kami sering berpapasan saat dia sedang menyiram tanaman miliknya di beranda. Halamanya penuh dengan mawar dan anggrek dengan warna yang beragam. Cantik. Dia selalu menyapaku dengan senyum lembut dan tatapan indah nya. Aku tak begitu mengenalnya. Hanya, setiap kali melihat senyumnya aku merasa begitu damai. Sejak pertama kali dia menyapaku aku menjadi penasaran ingin mengenal sosok ini lebih jauh. rasa penasaran itu muncul tanpa sebab. Jubbah biru tua yang ia kenakan serasi dengan kerudung putih yang membalut kepalanya. Penampilanya selalu sederhana dan tanpa polesan make-up. Aku suka. Aku tau ada badai yang menerpanya sampai membua

Diujung Penantian

Dalam hitungan jari kau akan segera berganti status. Tak ada lagi pertanyaan yg akan memburu mu soal siapa pasangan mu?. Tak ada lagi pernyataan yg selalu membuat mu ingin segera mendapatkan jawaban atas doa-doa mu. Tak ada lagi candaan yg sebenarnya jelas sekali mempertanyakan soal statusmu. Kapan nyusul?. Ah, itu semua membuat mu gelisah dan mempertanyakan kuasa nya bukan?. Tapi, semua gelisah itu kau biarkan menguap ke langit. Kau biarkan DIA menjawabnya dengan cara menakjubkan milikNya. Pasrah. Alhamdulillah, Kata pertama yang terucap dari ribuan kata yg terlintas untuk menggambarkan perasaan syukur itu. Kata pertama yang melangit atas penantian mu selama ini. Allah selalu memiliki rencana terbaik dari milik kita yg terbaik. Pasti!. Aku tau usaha mu untuk terus menata hati bukanlah perihal yg mudah. Pun tak semua orang mampu melakukan hal yang sama seperti yg kau lakukan. Aku tau begitu besarnya bakti mu untuk ibu mu. Kau tak ingin membuat

AKU MERINDUNYA

Aku merindu nya Dia adalah impian pertama yg aku buat sejak 20tahun lalu. Aku selalu melangit bahwa aku ingin sekali disampaikan pada nya. Bahwa aku ingin sekali bertemu. Aku merindu nya Kala satu demi satu list itu dicoret nama nya masih terpampang jelas disana. Tanpa coretan sedikitpun, hanya tintanya yg mulai lusuh. Aku merindu nya Sempat aku berfikir bahwa membuat nya masuk ke dalam list ku adalah hal terlalu jauh. Bahkan mungkin tidak mungkin. Tapi, aku masih saja keras kepala memasukan namanya menjadi list target hidup ku Karena aku percaya akan kekuatan langit yg selalu bekerja diluat nalar manusia biasa. Semoga, aku bisa segera bertemu dengan mu. Saat bertemu nanti akan aku ceritakan betapa sulitnya menuju mu dan sesak nya merindu mu. Panumbangan, 240217 22.30 Selepas hujan

TERIMA KASIH

Terima kasih atas semua sabar mu mendekap kami dalam hangatnya kasih sayang Terima kasih untuk semua peluh dan air mata mu yg terkuras karena tingkah dan celoteh keras kami Terima kasih karena selalu memberikan pelukan terbaik disaat kami merasa jalan ini begitu sesak dan sempit Kini usia mu kembali berkurang Tak ada kue dan lilin berbentuk angka usia mu, tak ada balon terompet pun tak ada kejutan. Karena kau selalu percaya bahwa hadiah terbaik adalah doa yg tulus dari anak2 yg sholih dan sholiha. Semoga dengan berkurangnya usia mu tak membuat berkurang hangatnya pelukan mu, kuat nya genggaman mu, damai nya senyuman mu. Semoga Allah selalu memberikan lindungan terbaiknya untuk mu Mi Panumbangan 140217 10.01 p.m