Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

TENTANG BERTAHAN

Seseorang pernah berbisik padaku bahwa hidup itu harus punya mimpi, karena mimpi itulah yang akan membuatmu memiliki semangat untuk hidup, karena mimpi itulah yang akan membuatmu terus melangkah. Tapi, dia lupa mengatakan padaku bahwa dalam menggapai mimpi, jalanmu akan begitu berkelok, kau akan menginjak batu, terjerembab, bahkan sampai merasa bahwa mimpimu hanya akan menjadi sebuah semoga. Berat memang, Saat semua usaha yang kau kerahkan untuk mengejar mimpimu terasa begitu menyiksa, ketika semua daya yang kau coba untuk menguatkan hati, menguatkan langkah dan bertahan sudah habis, kau begitu ingin sekali berhenti, menyerah dengan semua mimpi itu. Melepaskan mimpi itu pada semoga.  Nyatanya mimpimu (mungkin) benar-benar hanya akan menjadi semoga. Maha baik DIA, saat kau berada di titik nadirmu, DIA menggenggamu untuk berdiri, menguatkan kakimu untuk terus melangkah, meluaskan hatimu untuk terus yakin bahwa mimpimu tidak akan berakhir dengan hanya men

Mr. Jerami

Bangunan beralas kayu dan beratap jerami itu adalah tempat  dimana aku menyimpan memori dirimu karena di tempat inilah aku bertemu denganmu. Rambut hitam, mata tajam, alis tebal, senyum yang masam, dan hampir selalu datang terlambat. Ini deskripsi tentang dirimu yang masih bisa aku ingat. Sebelum akhirnya aku benar-benar mengingat siapa dirimu. Entah kenapa diawal pertemuan kita, aku tidak memiliki kesan baik terhadap mu. Dimataku kamu hanya seseorang yang cukup pintar tapi hampir selalu datang terlambat dengan rambut hitam yang selalu berantakan. Kita memang tidak memiliki kedekatan satu sama lain, hanya mengenal nama masing-masing. Cukup. Hampir 14 tahun dipisahkan oleh waktu. Aku berjalan dengan kehidupanku yang baru, tinggal di sebuah desa yang begitu tenang, pergi meninggalkan  segala ingar bingar disana, berharap menemukan cerita yang baru. Dan kau berjalan di kehidupanmu, melintas samudera, menginjak tanah impian (katanya), menikmati tiap jengkal episodeny
Kadang kesadaran itu hadir tanpa diminta, menyusup kedalam hati, seketika memberikan pemahaman yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, menyebarkan ketenangan, membangun sebuah keyakinan. Jika Selama ini aku berusaha menutup mata akan semua yang erjadi , menyangkal kemudian meyakinkan diri bahwa semuanya hanya angin sore yang akan segera berganti. Ternyata aku keliru. Persoalan ini semakin rumit, semakin menggulung simpul, semakin besar. wajar saja ini semakin rumit karena aku tidak mau mengakuinya, benar-benar menutup mata, berlomba mengutuk bahkan sampai hati menyalahkan tuhan. Tapi, semesta begitu baik masih memberiku kesempatan untuk menyadari bahwa simpul itu bisa diurai jika aku mau,  Bahwa gulungan masalah itu bisa mengecil jika aku mau,  Dan bahwa semuanya akan membaik jika aku mau.

Yang Sebenarnya

Ramai tapi hampa Penuh tapi kosong Tersenyum tapi hambar Itu yang kita lakukan. Hanya memenuhi sebuah tuntutan agar terlihat bahwa kita “ baik-baik saja” yang nyatanya kita  tidak sedang baik-baik saja. Sudah fasih sekali diri ini harus bermain peran dalam menutupi luka yang terus menganga tanpa kunjung kering. Kau yang dengan bahagianya tersenyum,dengan jumawanya tertawa, tanpa pernah mau menyadari bahwa  sebenarnya ada hati yang kecewa, ada air mata yang jatuh karena kau. Apakah kau sadar akan itu? Tidak!

MEN(dit)EMUKAN

Aku baru manyadari bahwa ternyata hidup itu soal menemukan dan ditemukan. Menemukan keinginan-keingian dalam hidup, Menemukan harapan-harapan baru untuk hidup, Menemukan makna-makna baru dalam hidup, Dan kau pun juga akan ditemukan. Ditemukan dengan orang-orang yang membantumu menuju tujuan mu atau justru membuatmu berbalik arah Atau ditemukan dengan peristiwa yang membuatmu bahagia atau sebaliknya Atau ditemukan dengan jalan dan kerikil yang mampu membuat kaki mu terluka atau semakin kuat Atau kau akan ditemukan dengan semua kemungkinan yang awalnya mustahil tapi justru terjadi.

Senja dan Kapsul Mesin

Senja mulai longsor di ufuk barat, cahayanya membuat bayang-bayang hitam di setiap benda yang dilewati. Klakson mobil bersahutan hampir disemua jalanan ibu kota, semua orang berlomba memacu kendaraannya segera menuju rumah untuk melepas lelah. Kepul asap motor membumbung di udara, gayanya lincah menyelip di tengah padatnya lalu lintas kota, tarikan gas yang menggerung-gerung menyiratkan pemiliknya ingin segera pulang. Jam tangan ku menunjuk angka lima. Artinya sudah saatnya jam  pulang kerja. Hampir semua transportasi public akan dipenuhi oleh orang-orang pulang kantor. Bus way, kereta, angkutan umum, ojek, mobil, motor semua tumpah di jalanan. Mustahil untuk dapat menemukan jalanan kosong di Jakarta di waktu-waktu itu. Kali ini aku berada di sebuah stasiun di kawasan perkantoran Jakarta, suasananya begitu ramai. Aku melihat langkah mereka cepat memburu kereta yang akan mereka naiki. Badan mereka lincah mneyelinap ditengah kerumunan antrian penumpang untuk memasuki keret

Sebuah Penghambaan

Langkahnya sedikit tertatih Lenganya cekatan memindahkan kruk disetiap langkahnya yang ia genggam di salah satu lenganya. Senyumnya damai menenangkan. Garis wajahnya tegas menjelaskan berapa banyak hujan yang telah dia lewati. Mataku terpaku melihat sesosok lelaki ditengah hilir-mudik orang-orang yang begitu ramai. Dia berjalan perlahan melewati jalan yang berundak-undak pergi menuju surau. Mengenakan baju terbaiknya lengkap dengan peci dikepala.  Ini hari jum’at. Jam ditangan ku sudah berdetak di angka setengah dua belas. Sebentar lagi waktu sholat jum’at. Dia tak diberi fisik sempurna oleh Sang Maha Sempurna. Tapi jiwa penghambaanya sempurna dari manusia yang punya fisik sempurna. Dia tak diberi nikmat menjadi terkenal layak pemain cabaret. Tapi kezuhudanya membuat ia terkenal di penduduk langit. Ditengah ketidaksempurnaanya ia berusaha untuk selalu bersyukur atas apa yang ia miliki saat ini meski harus tertatih dengan kruk nya. Ia sadar bahwa  apa-apa yan

SUPPORT SYSTEM

Ada yang menarik dari matakuliah semester ini. Namanya modifikasi perilaku. Tiba-tiba gue suka sama mata kuliah ini. Entah emang karena dosenya yang PRO dan T.O.P BGT di bidangnya atau karena cara penyampaianya yang sama sekali gak bikin ngantuk dan bosen. Intinya KU SUKA! Ditengah-tengah beliau menjelaskan materi ada hal yang sangat gue garis bawahi. Begini beliau bilang “ untuk merubah perilaku itu kita butuh PARTNER, contoh dalam diet saja. Kita pasti akan cari teman yang sama-sama mau diet bareng kan. Untuk apa? Supaya ada yang mengingatkan kita kalo-kalo kita over saat makan. Begitu kan?” Nah, seketika kepala gue langsung mem- bold  kata-kata PARTNER. Ini penting banget untuk kita bisa cari partner dalam merubah perilaku. Tapi, sebenernya gak cuma untuk merubah perilaku aja sih, mencari partner dalam berbuat kebaikan juga perlu, supaya kita ON THE TRACK terus karena ada yang mengingatkan sekaligus menjadi alarm kalo-kalo kita agak melenceng dari  track  yang se

PRIORITAS

Kalo dari kbbi priorotas itu /pri·o·ri·tas/   n  yang didahulukan dan diutamakan daripada yang lain. Setiap orang itu memilki kehidupan yang berbeda satu sama lain meski berada di lingkungan yang sama entah itu di tempat kerja, kelompok belajar, sekolah atau kampus. Sudah barang tentu urusan setiap orangpun pasti berbeda-beda tidak bisa di samakan. Kadang hal ini luput dari perhatian kita, seringkali kita menuntut seseorang untuk bisa memenuhi permintaan kita tanpa “tapi” , padahal masing-masing dari kita itu punya prioritas dan skala prioritas masing-masing. Gak bisa disamakan. Contoh: Si A dan Si B itu teman satu kelas, bahkan duduk sebangku, suatu hari si B bilang “Hari ini belajar bareng yuk ada materi yang ga ngerti nih” ajak si B “ Yaah maaf ni gabisa udah ada janji hari ini” jawab si A. Normalnya respon yang akan muncul dari si B adalah menyayangkan kalo si A gabisa belajar bareng hari ini tapi masih bisa memahami dengan bilang “ Oh iya gapapa masi

The Day

Bangga, Mungkin itu kata yang mampu mewakili perasaanya saat itu. Setelah air mata, keringat, penolakan dan drama lainya yang mengiringi perjuangan ini akhirnya Allah sampainya ia di titik ini. LULUS! Ting! Tanda notifikasi masuk di ponsel ku. “ siapa yang chat subuh-subuh begini” gumam ku sambil membuka notifikasi whatsapp “Dek, hari ini sidang doain ya. Deg degan nih”   tulisnya pendek. “Mangat yaw, biidznillah LANCARRRRR” jawab ku singkat lalu memencet tombol send Beberapa jam setelahnya, aku melihat postingan foto bunga dengan ucapan selamat dari beberapa temannya, serta foto mereka denganya sambil menyunggingkan senyuman. “Alhamdulillah selamat ya , akhirnya selesai juga” tulis ku menjawab postingan foto yang dia post. “ Alhamdulillah nafaaa gue luluss” Balas nya dengan penuh emot senyum. Aku yang melihatpun ikut merasakan bahagia itu, Berkali-kali syukur ini terucap untukNya atas segala kemudahan yang telah DIA berikan yang dirasakan ataupun tidak, aku

Alasan Kenapa Harus Mulai Menulis (Lagi)

Waaah udah lama banget ga nulis yaa, Sebenernya gue suka nulis di notes belakangan ini tapi baru sekalimat dihapus lagi karena ngerasa ga pas, terus udah separagraf mentok bingung gimana ngelanjutin paragraf selanjutnya, atau pas udah nulis ga kepengen di post akhirnyaaa. Yasudah mereka hanya mengerak di kotak draft hehe. Tapi, sekarang gue mau diniatkan lagi untuk nulis ah. SE-MA-NG-AT Faaa! Bukan sok sok an pengen kaya blogger blogger terkenal gitu yang tulisanya viral, banyak yang like, di repost dimana-mana. Bukan itu sih tujuan gue nulis. Tujuan gue nulis itu cuma pengen menuangkan apa yang gue rasakan dan gue fikirkan atau hanya sekedar ingin mengabadikan peristiwa lewat tulisan gitu (cieee). Kalo udah nulis itu biasanya suka ada perasaan PLOONGG dan sadar atau enggak nulis itu sehat banget buat psikologis kita lho serius! Coba deh. Misal, pas lagi ada masalah, kesel sama orang bawaanya pengen mencak-mencak tapi ga bisa atau kesel sama orangtua deh karena