Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

“ Tulis saja nanti Allah yang takdirkan tulisan itu”

“ Tulis saja nanti Allah yang takdirkan tulisan itu” –ZA Mungkin bagi sebagian orang yang suka menulis tantangan terbesar mereka adalah sering merasa STUCK ketika menulis. Kadang bingung mau nulis apa, kadang sulit mencari kata-kata yang pas bahkan sampai ketika ide udah ada, rancangan udah dapet tapi waktunya ga ada buat nulis. Akhirnya, ditunda, ditumpuk dan ga jadi-jadi nulisnya.  Literally me! Untuk pemula yang baru mau menulis hal-hal diatas menjadi sesuatu yang sangat sulit pastinya. Bahaya nya kalo kejadian itu terus berulang dan benar-benar membuat kamu  jadi jarang banget buat nulis. Wah, keinginan kamu untuk menulis bisa-bisa hilang lho. Kemarin aku dapet ilmu tentang menulis dari orang-orang hebat. Mereka bukan dari latar belakang sastra yang notabene-nya paham hukum-hukum dalam menulis, bukan lulusan jurnalistik yang tau cara buat berita itu kayak gimana. Nggak. Mereka bukan lulusan sastra atau jurnalis. Tapi mereka berhasil buat belasan buku d

Adalah aku

Adalah Adalah aku, yang takut ketika tahu bahwa aku harus menghabiskan sisa waktu bersama-sama dengan kalian. Adalah aku, Yang malu ketika harus duduk bersama membahas ini itu di tengah-tengah kalian yg tidak jarang aku tak paham alur pembicaraan kalian. Adalah aku, Yang merasa paling bodoh ketika harus ikut memberikan argument, dan merasa tahu apa yang sedang kalian bicarakan. Nyatanya aku hanya berusaha menjadi ‘sok tahu’. Entah bentuk perasaan apa yang harus aku miliki. Senang, bahagia,bersyukur, jumawa atau sebaliknya? Aku  tak menginginkan ini, pun aku tak meminta aku berada di tengah-tengah kalian. Hai, aku tahu diriku ini bukan apa-apa dibanding kalian. Aku masih berusaha mencari “ Apa yang sebenarnya ingin DIA sampaikan padaku melalui kalian?” DEPOK, 1801’17

Sebab Jarak

Banyak orang yang membenci jarak, bagi mereka jarak itu selalu menyebalkan. Sebab jarak telah mencipta sebuah makhluk bernama rindu. Sebab jarak telah membuat seseorang harus menunggu untuk memangkas nya. Sebab jarak telah memaksa hati bekerja lebih keras untuk selalu berbaik sangka atas dirinya. Seperempat hatiku sepakat dengan jarak itu menyebalkan. Tapi, tiga perempat hatiku yang lain menolak sepakat. Karena baginya berkat jarak aku mampu membuat batas aman antara aku dan dirinya. Karena berkat jarak hatiku tak banyak berprasangka. Karena berkat jarak telinga ku tak banyak mendengar sesuatu yang menuntut pertanyaan kenapa yang nantinya aku harus mencari jawaban “ karena”. karena berkat jarak aku mampu memahami bahwa setiap orang punya pilihan dan jalan yang berbeda-beda untuk dijalani. Tak perlu merasa buruk jika kita memiliki pilihan dan jalan yang tak sama. Karena itu semua sudah ada tangan langit yang mengatur, kita hanya perlu melakukan yang terb