Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Mr. Jerami

Bangunan beralas kayu dan beratap jerami itu adalah tempat  dimana aku menyimpan memori dirimu karena di tempat inilah aku bertemu denganmu. Rambut hitam, mata tajam, alis tebal, senyum yang masam, dan hampir selalu datang terlambat. Ini deskripsi tentang dirimu yang masih bisa aku ingat. Sebelum akhirnya aku benar-benar mengingat siapa dirimu. Entah kenapa diawal pertemuan kita, aku tidak memiliki kesan baik terhadap mu. Dimataku kamu hanya seseorang yang cukup pintar tapi hampir selalu datang terlambat dengan rambut hitam yang selalu berantakan. Kita memang tidak memiliki kedekatan satu sama lain, hanya mengenal nama masing-masing. Cukup. Hampir 14 tahun dipisahkan oleh waktu. Aku berjalan dengan kehidupanku yang baru, tinggal di sebuah desa yang begitu tenang, pergi meninggalkan  segala ingar bingar disana, berharap menemukan cerita yang baru. Dan kau berjalan di kehidupanmu, melintas samudera, menginjak tanah impian (katanya), menikmati tiap jengkal episodeny
Kadang kesadaran itu hadir tanpa diminta, menyusup kedalam hati, seketika memberikan pemahaman yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, menyebarkan ketenangan, membangun sebuah keyakinan. Jika Selama ini aku berusaha menutup mata akan semua yang erjadi , menyangkal kemudian meyakinkan diri bahwa semuanya hanya angin sore yang akan segera berganti. Ternyata aku keliru. Persoalan ini semakin rumit, semakin menggulung simpul, semakin besar. wajar saja ini semakin rumit karena aku tidak mau mengakuinya, benar-benar menutup mata, berlomba mengutuk bahkan sampai hati menyalahkan tuhan. Tapi, semesta begitu baik masih memberiku kesempatan untuk menyadari bahwa simpul itu bisa diurai jika aku mau,  Bahwa gulungan masalah itu bisa mengecil jika aku mau,  Dan bahwa semuanya akan membaik jika aku mau.