Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Memahami Untuk Melapangkan Hati

Sepagi tadi ada yang menyadarkan gue lewat tulisanya di snapgramnya begini katanya Mendung ini sungguh kelabu, sekelabu hatimu… Air mata jatuh karena kau sudah tidak kuat menanggung beban. Kau menangis dan bertanya kepada Allah mengapa dipertemukan dengan orang sejahat itu, mengapa orang tersebut harus menjadi bagian dari hidupmu dan mengapa orang itu terus berada didalam kehidupanmu. Kau iri melihat orang lain terlihat bahagia, sedangkan kau tidak. Kau tahu mengapa Allah biarkan ia terus berada dalam kehidupanmu? Karena Allah tahu, ia adalah satu-satunya ladang amal dalam kehidupanmu. Pahalanya begitu besar jika kau bersabar, jika kau tetap menghormatinya, jika kau tetap berbuat baik kepadanya. Sehingga jika kau tiba-tiba dipanggil oleh Allah dan Allah bertanya kepadamu “ Wahai hambaKu, hal apa yang membuatKu pantas memasukanmu kedalam surga?” Kau bisa menjawab “ Selama didunia, aku berusaha bersabar atas ujian yang Engkau berikan , ya Allah. Engkau tahu, betapa ia menyiks

Awas Copet!

Sore tadi waktu pulang kuliah hampir aja kecopetan di angkot (lagi). Ini bukan pertama kali gue hampir kecopetan. Dulu-dulu juga sering sih se-angkot sama yang katanya pencopet tapi alhamdulillah ga pernah jadi target buat di copet jadi biasa aja. Sampe akhirnya beberapa waktu lalu kali pertama gue hampir kecopetan diangkot. Ceritanya waktu pergi sama temen ada cowok naik,bawa tas ransel tapi kosong, terus duduknya deket pintu dan mepet salah satu ibu-ibu yang duduk deket pintu juga. Mungkin si cowo itu ngeh ibunya tau dia siapa, akhirnya doi pindah duduk depan gue. Awalnya, gue ga curiga sama sekali sama ini orang karena penampilan dia rapih banget tapi gue mulai curiga ketika doi ngeliatin gue terus dan tas yang gue pegang. Dari situ gue mulai agak risih ya, terus mungkin doi sadar gue risih diliatin terus akhirnya doi turun dan waktu dia turun itu dia sedikit melakukan hal kasar sama gue (ga usah diceritain lah ya detailnya) karena dia ga dapet apa-apa. Itu yang bikin gue agak  s

Kebahagiaan(nya)

“ Jemputlah impianmu, segera.. boleh jadi disanalah letak bahagiamu” Bahagia ku? Aku saja sudah lupa dimana ku taruh bahagia ku. Entah terselip atau bahkan sudah hilang. Yang aku tahu dan aku sadari sekarang bahagiaku bukan terletak pada diriku tapi pada mereka. Disaat diri ini mampu membuat sedikit saja senyuman itu melengkung di wajah keduanya, ada bahagia yang muncul di hati ini. Mereka tak harus tau bagaimana cara dan usahaku bisa membuat senyum itu ada. Tak perlu. Mungkin itu bahagiaku, Disaat diri ini mampu menjadi kebanggan keduanya, sebagaimana mereka inginkan. Ada bahagia yang mengalir di hati ini. Mereka tak harus mendengar bagaimana kerasnya aku bertengkar dengan batin dan memaksanya untuk mau mengalah sedikit saja, merelakan semuanya demi mereka. Tidak perlu. Mungkin itu bahagiaku, Disaat diri ini  tidak lagi membuatnya cemas dengan mengatakan “ Aku baik-baik saja”. Ada bahagia yang menelisik. Mereka tak harus tau apa yang sebenarnya ada dibalik kalimat y

Pulang yang Tak Dirindukan

Momen pulang adalah hal yang selalu ditunggu-tunggu oleh setiap anak rantau. Pulang menjadi momen paling berharga dari agenda jalan-jalan ke tempat paling hits didunia sekalipun dan pulang artinya kau juga memberikan hak pada dirimu untuk sejenak bernafas dari segala macam tali kepenatan yang membelit. Tak peduli berapa lama, berapa kilo, berapa kali kau harus berganti angkutan dan tak pedulli berapa biaya yang harus kau keluarkan untuk pulang itu selalu pantas untuk dibayarkan. Juga hal yang dirindukan dari kepulangan adalah rumah, iya rumah. Tempat kau menyimpan semua rindu Tempat kau mengikrar janji akan sebuah kehidupan yang baru Tempat mutiara hidupmu tiggal Lalu, bagaimana jika semua hal menyenangkan yang seharusnya kau dapatkan dari kepulanganmu di rumah justru sebaliknya? Tidak ada rindu yang terbayar Tidak ada bahagia yang hinggap Dan membuatmu ingin segera kembali (pulang) segera. Lalu, kau harus pulang kemana? Kau harus menagih rindu akan rumah ini kem

(Terlalu ber-) Ambisi

Punya tujuan hidup itu baik. Bagus malah. Supaya hidup kita lebih terarah. Membuat target disetiap usia. Keren. Supaya hidup kita lebih punya tantangan ga flat gtu gtu aja kek orang kebanyakan. Tapi, jangan sampai tujuan2 kita target2 kita melupakan garis2 ketentuan Allah dan melupakan ridhonya ummi abbi. Berusaha lebih baik dengan mentaati aturanNya tapi lupa akan ridho orangtua. Bukanya ridho Allah ada pada ridho orangtua?. Jika selama ini orangtua kita mendidik, membesarkan dengan baik dan sesuai dengan perintahNya mengapa kita dengan begitu kerasnya memaksakan kehendak kita meski itu jalan yg Allah ridhoi tanpa melihat apakah orangtua ridho atau tidak?. Apa tidak takut kehilangan keberkahan dari ridho orangtua?. Saat segala keinginan kita tak sepakat dengan orangtua karena alasan yg sesuai dengan syariatNya kenapa harus di tentang?. Yakin saja insya Allah akan Allah bantu pilihkan jalan dan waktu yg tepat sebagai gantinya. Yakini. 10 juli 2017 00. 03 am Hujan ke tiga

Stereotipe Anak Psikologi

Stereotype diluar sana atas kami (anak psikologi) adalah kami mampu MEMAHAMI orang lain jauh lebih baik dari orang awam karena (katanya) kami tau ilmu nya. Padahal, pelajaran MEMAHAMI disini bukan pelajaran yg bisa dikuasai setelah masa sekolah berakhir. Faktanya, (buat ku) pelajaran MEMAHAMI orang lain adalah pelajaran seumur hidup. Setiap waktu kita dipertemukan dengan orang baru dengan karakter dan sifat yg berbeda di tempat dan situasi yg berbeda pula. Sudah barang tentu kita harus mengenali sifat dan karakter orang tersebut lebih dulu untuk tahu bagaimana cara yg sesuai untuk MEMAHAMI orang tersebut. Bagaimana mungkin kita (terutama aku) mampu MEMAHAMI orang lain dengan begitu mudah nya tanpa melihat siapa yg sedang dihadapi, bagaimana situasi saat itu dan (yg paling penting) keadaan siri kita (terutama aku) saat berada disituasi saat itu. (Lagi bete kah, kesal kah, sedih kah atau senang). Sedikit tidak adil rasanya jika kami selalu di cap mampu MEMAHAMI oran

Kenyataan Tidak seperti Remot TV

Kenyataan itu tidak seperti remote Tv. ketika kamu lagi menonton film yang kamu gak suka kamu bisa pencet tombol skip >> scene itu, dan kamu bisa rewind Sayang, kenyataan hidup ga seperti itu. Kamu harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Kamu gak bisa seenaknya Skip >> , atau Rewind Disaat kamu sedang berada di fase yang nyaman dan kamu sangat menikmati fase itu. SILAHKAN NIKMATI. Tapi JANGAN TERLENA.  Karena semua itu akan segera berganti dengan fase yang baru, yang boleh jadi itu membuatmu HARUS segera MENINGGALKAN fase yang membuatmu nyaman itu. “Tapi kan hidup mah soal pilihan? Bebas dong mau STAY atau MOVE AWAY dari zona nyaman, kan kita yang menentukan” Iyap! Betul. Hidup itu pilhan dan semua pilihan dalam hidup kamu yaaa kamu yang menentukan. TAPI kamu harus ingat bahwa WAKTU gak akan pernah diam menunggumu di satu fase, ketika kamu sedang amat sangat menyukai fase yang sedang kamu hadapi itu. Kamu HARUS BERGERAK! Seperti yang aku bilang.

Jalan Ini

Ada tanya yang menggantung di langit-langit kamar malam ini Sebuah gaung yang terus terngiang di telinga “ Seberapa baik dirimu? ” Aku ini yang sedang berjalan menujuMu Perjalanan menujuMu memang begitu gigil dan lindap Tak jarang aku terjerembap, terluka, dan hampir putus asa. Jika boleh aku berkata sejujurnya, kaki ini sudah begitu lelah menginjak duri di jalanan untuk menujuMu, sudah kering air mata ini terkuras memohon KAU akan segera memberi ku cahaya. Tapi, hati ini masih terus memaksa kaki ini berjalan karena ada ia tahu ada niscaya dari setiap duri yang ku injak. yang akan membawaku selangkah lebih dekat padaMu. Ia meyakini kaki ini bahwa niscaya-Mu adalah cahaya itu. Dan, niscayaMu yang membuat ku terus bertahan meniti jalan ini, meski duri itu terus merobek sampai ari. Depok, 030617

Islam dan Perasaan

Hari itu aku menghadiri agenda rutin setiap hari jum'at. sebelum menutup majlis hari itu tiba-tiba murrobi-ku nanya “ Kalian tau ndak tafsir surat Abbasa apa? ada yang sudah dengar?"   ” Beluum" jawab kami serempak hehe “Coba buka lagi sebentar mushaf nya baca ayat 1-5″.   Lalu, beliau sedikit menjelaskan makna surat tersebut sedikit. saat menjabarkan isi ayat tersebut beliau mengatakan “Luar biasa kan Islam mengatur seluruh bagian kehidupan. Sampe perasaan aja diatur coba. jadi, waktu Rasul bertemu dengan bagsawan qurasiy saat itu. tiba-tiba salah seorang sahabatnya yang buta dateng dan saat itu Rasul langsung menunjukan wajah masam nya karena kedatangan sahabatnya itu. Seketika Allah turunkan ayat ini.” Islam itu sempuurnnaaa Islam itu Cinta Islam itu menyanyangi Ah, islam itu terbaik. Aku juga pernah denger salah satu hadist yang artinya kurang lebih begini ketika ada tiga orang disitu kita ga boleh bicara berbisik-bisik dengan du

A & B

Mentari sore selalu layak untuk ditunggu. Seperti yang kami lakukan sore ini. menatap senja di beranda. Menghitung tiap jengkal bayanganya sampai sempurna hilang dari pandangan. A : “ Hmmm, Aku ko kadang pengen gitu nanya, kapan akhirnya?” B : “ Kamu percaya sama Allah?” A : “ Hah? “ B : “ Iya, Kamu percaya Allah ndak?” A : “ Ya percayalah, pertanyaan mu ini lho aneh “ B : “ Seharusnya kalo kamu percaya kamu ndak akan mempertanyaakan kuasaNya.” A : “ Iya aku tahu itu. Cuma kalo “Eling” ku lagi turun aku suka nanya gitu. Cape aku gini terus.” B : “ Kunci syurga itu SABAR dan TAQWA. Allah akan jawab semua do’a mu, Allah akan angkat kamu dari kesulitan, Allah akan bayar semua sakit yang kamu rasa. Asal kamu mau sabar dan yakin kalo Allah PASTI kasih kamu kemudahan. Kalo kamu masih aja ngeluh dan mempertanyakan kuasaNya. Allah ga punya janji apa-apa sama kamu. Karena janji Allah hanya untuk orang-orang yang sabar dan bertaqwa. A= Aku dan B= Batin Depok,

Menjadi Pendengar

Banyak hal yang menjadi ketakutan orangtua ketika mereka mulai menua. Salah satunya adalah kesepian. Kesepian selalu menjadi hal yang mereka takutkan, yang akhirnya sering membuat sensitivitas mereka meningkat. Jadi sering marah-marah, moody-an, serba salah dan selalu ingin diperhatikan. Yang terkadang itu membuat si anak menjadi jengkel, karena tak paham apa yang sebenarnya diinginkan orang tua, yang akhirnya sering membuat salah paham dan membuat stigma “orang tua itu menyebalkan” mmenjadi kenyataan. Padahal jika si anak mau lebih sabar sedikit saja dan mau “menjadi pendengar” sejenak untuk orangtua mereka. Stigma “orangtua itu menyebalkan” tidak akan ada. Seperti yang terjadi beberapa hari ini. Setiap melihat handphone selalu ada banyak missed call dari ummi, bisa 4-6 missed call hampir setiap hari. Itu sedikit tidak biasa. Karena ummi tahu kalo 2-3 kali telfonya gak diangkat berarti aku lagi gak bisa buat angkat telfon. Akhirnya setelah liat missed call sebanyak itu ak