Langsung ke konten utama

Akhir Penantian Anisa

Ada rona bahagia yang tergambar dari wajah tegang yang duduk di depanku saat ini. Tubuhnya dibalut kebaya putih nan indah, sorot matanya berbinar memancarkan bahagia, senyum bibirnya selalu terlengkung sejak aku datang menghampirinya di ruang rias.

Hari ini adalah hari yang amat bersejarah untuk hidupnya, akhir dari penantian panjang, ujung dari segala rapalan doa yang dilangitkan, muara atas segala harap yang selama ini digantungkan. Untuk dipertemukan dalam janji setia sehidup se-syurga di atas ikatan pernikahan.

Siapa sangka bahwa dia yang akan menjadi teman hidupmu sejak hari ini sampai nanti.
Siapa sangka bahwa ratusan kilometer jarak yang terbentang dapat mempertemukan kalian dalam janji pernikahan.
Siapa yang sangka bahwa sosok lelaki pemberani itu Dia hadirkan ketika kau sama sekali tidak mengharap kehadirannya secepat itu.

Begitulah semesta bekerja, selalu diluar nalar manusia.

Semua yang berkumpul hari ini terlihat bahagia, bukan hanya calon pengantin tapi kedua orangtua pengantinpun sama, mereka terlihat bahagia. Terutama Ibu, yang sejak aku datang sudah menyambut kedatanganku, menggamit tangan langsung memeluk bertanya kabar, menanyakan segala kesibukanku dan diakhiri dengan pertanyaan “kapan nafa menyusul?”. Aku menjawab dengan senyum dan memohon doa supaya dipertemukan dengan yang "Baik",  Aamiin.

Aku duduk di samping meja rias memperhatikan dirinya di rias dengan apik bak putri sehari, cantik. Tanpa sadar aku memutar lalu, masih hafal diingatan tiap-tiap episode hidupnya pernah aku saksikan sejak masa putih-abu.

Dia yang pernah menangis karena putus cinta saat jam sejarah, Dia yang menangis karena hasil tak berbanding lurus dengan usaha kejujuran saat ulangan, Dia yang pernah terluka begitu dalam karena satu hal dan aku adalah saksi dari semua peristiwa itu.

Kini, setelah semua episode itu terlewati aku diizinkan untuk melihat lagi satu peristiwa berharga dari kehidupannya, yaitu pernikahannya. Menemaninya di hari bersejarah dalam hidupnya, mendampingi ketika ijab qabul di ucapkan, menyaksikan betapa gugupnya ia ketika janji itu diucap tapi semua itu luruh ketika saksi menjawab “SAH”, dan doa-doa pun melangit bersama. Syahdu.

Akupun terbawa haru, bersama ikut menyelipkan doa ke langit berharap diamini oleh para malaikat yang menjadi saksi di perjanjian agung hari ini.

Detik-detik sebelum jadi istri orang
Ica, selamat yaa sejak hari ini statusnya sudah berganti menjadi seorang istri. Sudah pasti banyak tanggung jawab baru yang diemban. Banyak kejutan yang menanti didepan, apapun itu gue percaya lo lebih dari mampu menjalani itu.

Ica, terima kasih sudah mengizinkan gue menjadi saksi kebahagiaan lo hari ini, melihat lo bahagia dipelaminan dengan lelaki pilihan lo gue ikut bahagia, karena gue tau you deserve to it, gue banyak belajar arti kesederhanaan dan kesabaran dari sosok lo Ca. Semoga etape baru ini banyak membawa keberkahan buat lo dan Mas Bahri yaa.

Once again Barakallahulaka wa baraka’alaika wa jama’a bainakuma fii khair untuk Ica dan Mas Bahri. Selamat merayakan cinta semoga Allah berkahi kehidupan kalian selalu dan dikaruniai anak yang sholih dan sholiha ya Insya Allah.

290220

Sincerely,
Nafa Cantik

Komentar

  1. gue gaakan pernah bosen baca pesan ini dan jadi ucapan yg sangat penuh dengan bongkahan rasa saat setiap kalimat membuatku banyak bersyukur bisa dipertemukan dengan seorang "nafa"

    Terimakasih ya Allah sudah hadirkan nafa ada dibagian cerita hidupku, semoga langkah yg dirajut oleh kaki ku dan nafa bisa terus dalam jalan-Mu.

    Thankyou so much dear.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ampun baru kebaca komennya, haha gak nyangka lo baca ini Ca. Aamiin thank you so much for being my partner since we were in high school, you witnessed all of my changes. Let Allah suprising us with his Scenario ya ca

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. Satu

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang tent

Tamu Tak Diundang

Siapa yang sangka bahwa tempat itu yang akan membuatmu kedatangan tamu yang tak diundang, Siapa sangka bahwa tempat itu yang akan mengantarkanmu pada luka yang menganga saat ini. Siapa yang sangka bahwa tempat itu yang menjadi alasan kau harus menata kembali perasaanmu yang telah hancur berantakan sendirian. Dulu, kau butuh waktu bertahun-tahun untuk menata kembali perasaanmu, kau butuh tahunan untuk merawat luka itu hingga kering dan kau butuh waktu yang tidak sebentar untuk ada dititik berdamai dengan semua luka itu. Tapi, dia datang dengan jumawanya tanpa permisi, masuk kedalam hidupmu menajanjikan banyak hal, menjamin semuanya akan baik-baik saja, dan meyakinkannya berluang kali.