Langsung ke konten utama

Alasan Kenapa Harus Mulai Menulis (Lagi)


Waaah udah lama banget ga nulis yaa,

Sebenernya gue suka nulis di notes belakangan ini tapi baru sekalimat dihapus lagi karena ngerasa ga pas, terus udah separagraf mentok bingung gimana ngelanjutin paragraf selanjutnya, atau pas udah nulis ga kepengen di post akhirnyaaa. Yasudah mereka hanya mengerak di kotak draft hehe.

Tapi, sekarang gue mau diniatkan lagi untuk nulis ah. SE-MA-NG-AT Faaa!

Bukan sok sok an pengen kaya blogger blogger terkenal gitu yang tulisanya viral, banyak yang like, di repost dimana-mana. Bukan itu sih tujuan gue nulis.

Tujuan gue nulis itu cuma pengen menuangkan apa yang gue rasakan dan gue fikirkan atau hanya sekedar ingin mengabadikan peristiwa lewat tulisan gitu (cieee). Kalo udah nulis itu biasanya suka ada perasaan PLOONGG dan sadar atau enggak nulis itu sehat banget buat psikologis kita lho serius! Coba deh.

Misal, pas lagi ada masalah, kesel sama orang bawaanya pengen mencak-mencak tapi ga bisa atau kesel sama orangtua deh karena ga sepaham (pengalaman sih ini mah) sering kan pasti. Mau protest sama orangtua ga berani kan karena segen atau orangtuanya tipikal yang susah buat nerima kritikan jadi kita lebih milih untuk mendem aja sendiri dari pada jadi makin panas kan suasananya (gue banget sih ini).

Terus kita coba untuk mengeluarkan emosi kita waktu lagi marah itu lewat tulisan. Secara tidak langsung kita sedang mencoba untuk mengeluarkan emosi tersebut dan kita juga lagi mengasah otak kiri dan kanan kita. Dimana menurut penelitian Pennebaker di Uni. Texas bilang kalo menulis itu kita melatih otak kiri kita dalam hal analisa dan rasionalitas biasanya secara gak sadar kita akan menemukan jalan keluar ketika menulis terus saat menulis juga otak kanan kita akan berkreasi lewat tulisan tersebut. Atau insight insight baru yang bisa buat kita lebih bisa nerima keadaan (ini kalo gue sih hehe)

Naaah, asik kan nulis.

Emosi bisa dirilis dengan baik, kadang nemu jalan keluar terus secara psikologis bisa sehat karena mengurangi kemungkinan munculnya stress.

Yuk, ah mulai nulis (lagi).

Jalan Lembah
040118

21.26

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. Satu

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang tent

Tamu Tak Diundang

Siapa yang sangka bahwa tempat itu yang akan membuatmu kedatangan tamu yang tak diundang, Siapa sangka bahwa tempat itu yang akan mengantarkanmu pada luka yang menganga saat ini. Siapa yang sangka bahwa tempat itu yang menjadi alasan kau harus menata kembali perasaanmu yang telah hancur berantakan sendirian. Dulu, kau butuh waktu bertahun-tahun untuk menata kembali perasaanmu, kau butuh tahunan untuk merawat luka itu hingga kering dan kau butuh waktu yang tidak sebentar untuk ada dititik berdamai dengan semua luka itu. Tapi, dia datang dengan jumawanya tanpa permisi, masuk kedalam hidupmu menajanjikan banyak hal, menjamin semuanya akan baik-baik saja, dan meyakinkannya berluang kali.