Langsung ke konten utama

Aku kira, Aku (sudah) Mengenal mu

Waktu ternyata bukan jaminan untuk ku mampu mengenalmu.

Aku kira selama ini aku sudah cukup mengenal mu dengan baik. Karena aku  tahu tiap jengkal perubahan yang ada pada dirimu, aku tahu.

Setelah cerita-cerita ku yang kau dengar, setelah tempat-tempat yang kita singgahi, masa-masa yang kita lewati aku kira aku sudah mengenal mu.

Ternyata belum bahkan munkin aku tidak mengenalmu dengan baik.
Terbukti saat ini aku merasa asing dengan mu, merasa canggung, merasa seperti orang lain.

Bahkan, untuk memanggil namamu ditengah kerumunan saja suara ku seperti tercekat ditenggorokan seolah enggan sekali aku memanggil namamu.

Entah apa yang terjadi. Tapi aku rasa ada benteng disana yang membatasi antara kau dan aku saat ini.

Entah siapa yang membangunya.
Munkin kau, atau aku.

Benteng itu sengaja dibangun sebagai batas antara kau dan aku, sebagai pemisah bahwa aku tidak bisa memasuki dimensi mu lagi begitupun kau. Seolah kita benar-benar menjadi asing sekarang.

Untuk mu, banyak pertanyaan yang menhujani pikiran ku saat ini,
" Ada apa dengan kau? Atau aku? "
" Mengapa kau menjadi asing? Atau aku? "
" Apa kau merasakan ada benteng diantara kita saat ini? Atau hanya aku? "
" Apa munkin aku berbuat satu kesalahan pada mu? "

Untuk mu, terlepas dari apa yang terjadi ,ada yang aku yakini
Bahwa waktu tak menjamin apapun atas suatu hubungan baik
Kenyamanan lah disini yang punya peran
Tapi, aku percaya kita hanya butuh waktu untuk bisa kembali seperti dulu.

Teman dimensi mu
20-05-2015, 21.16

Sudut kamar kecilnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. Satu

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang tent

Balada SNMPTN

Kemarin, hampir seluruh lini masa media social penuh dengan screen capture pengumuman kelulusan seleksi masuk perguruan tinggi. Ada yang banjir ucapan selamat karena berhasil lolos masuk ke kampus impian, tapi tidak sedikit juga   yang gagal dan masih harus berjuang di kesempatan yang lain. “Oh, pengumuman SNMPTN diumumin sekarang toh”. Kata gue Momen pengumuman masuk kampus ini selalu punya kesan buat gue sendiri. Karena gue juga ada dibarisan yang gagal saat itu haha . Bahkan tahun lalu gue juga menyaksikan kegagalan adek gue sendiri di seleksi masuk kampus negeri ini. Tahun lalu ketika laman seleksi masuk itu dia buka dan menampilkan hasil bahwa dia gak lolos ekspresi dia saat itu hanya ketawa. She pretend that everything was fine. “Yah, gak lolos gue Teh hahaha” jawabnya sambil tertawa “Gapapa Dek, masih ada SBM tenang” Jawab gue mencoba menenangkan padahal gue tau dia sedih luar biasa. Dia mencoba menutupi perasaan itu dengan tertawa . Dan setelah pengumu