Stereotype diluar sana atas kami (anak psikologi) adalah kami mampu MEMAHAMI orang lain jauh lebih baik dari orang awam karena (katanya) kami tau ilmu nya.
Padahal, pelajaran MEMAHAMI disini bukan pelajaran yg bisa dikuasai setelah masa sekolah berakhir. Faktanya, (buat ku) pelajaran MEMAHAMI orang lain adalah pelajaran seumur hidup.
Setiap waktu kita dipertemukan dengan orang baru dengan karakter dan sifat yg berbeda di tempat dan situasi yg berbeda pula.
Sudah barang tentu kita harus mengenali sifat dan karakter orang tersebut lebih dulu untuk tahu bagaimana cara yg sesuai untuk MEMAHAMI orang tersebut.
Bagaimana mungkin kita (terutama aku) mampu MEMAHAMI orang lain dengan begitu mudah nya tanpa melihat siapa yg sedang dihadapi, bagaimana situasi saat itu dan (yg paling penting) keadaan siri kita (terutama aku) saat berada disituasi saat itu. (Lagi bete kah, kesal kah, sedih kah atau senang).
Sedikit tidak adil rasanya jika kami selalu di cap mampu MEMAHAMI orang lain lebih baik karena (katanya) tahu ilmu nya daripada orang awam.
Padahal sebenarnya kami hanya diberi kesempatan lebih untuk tahu “cara” bagaimana MEMAHAMI orang lain dengan lebih baik, yg sebenarnya belum tentu sesuai ketika di praktekan. Maka dari itu pelajaran MEMAHAMI orang lain itu bagi saya adalah pelajaran seumir hidup.
Panumbangan
20 juni 2017
Saat tuntuntan orang lain yg bikin sakit perut
Komentar
Posting Komentar