Langsung ke konten utama

Memahami Untuk Melapangkan Hati

Sepagi tadi ada yang menyadarkan gue lewat tulisanya di snapgramnya begini katanya
Mendung ini sungguh kelabu, sekelabu hatimu…
Air mata jatuh karena kau sudah tidak kuat menanggung beban. Kau menangis dan bertanya kepada Allah mengapa dipertemukan dengan orang sejahat itu, mengapa orang tersebut harus menjadi bagian dari hidupmu dan mengapa orang itu terus berada didalam kehidupanmu. Kau iri melihat orang lain terlihat bahagia, sedangkan kau tidak.
Kau tahu mengapa Allah biarkan ia terus berada dalam kehidupanmu? Karena Allah tahu, ia adalah satu-satunya ladang amal dalam kehidupanmu. Pahalanya begitu besar jika kau bersabar, jika kau tetap menghormatinya, jika kau tetap berbuat baik kepadanya.
Sehingga jika kau tiba-tiba dipanggil oleh Allah dan Allah bertanya kepadamu “ Wahai hambaKu, hal apa yang membuatKu pantas memasukanmu kedalam surga?”
Kau bisa menjawab “ Selama didunia, aku berusaha bersabar atas ujian yang Engkau berikan , ya Allah. Engkau tahu, betapa ia menyiksaku, tak terhitung betapa banyak airmataku turun, betapa banyak luka yang aku terima, aku tetap bertahan. Aku tetap menghormatinya, aku tetap menyayanginya, aku tetap berada disampingnya jika ia memerlukan bantuan. Tujuanku satu : ‘ Agar Engkau ridho kepadaku, Ya Allah. Agar Engkau memberiku rahmat di akhirat karena kesabaranku. Maka bolehkah sebagai balasanya, aku meminta surgaMu ya Allah?”
Tulisan diatas adalah salah satu tulisan ka dhira di snapgramnya. Waktu baca itu berasa kewarasan gue yang sempet hilang kemaren dikembalikan, karena beberapa hari ini gue terlalu kalut dan tulisan itu PAS banget buat gue.
Sepakat sama tulisan diatas, beban ujian yang kita dapet saat ini mungkin beda-beda ada yang berat ada yang ringan, ada yang lamaaa ada yang sebentar, ada yang kecil ada yang besar. Semua Allah kasih semata-mata untuk melihat seberapa sabar kita mengahadapi itu. 
Tidak mudah memang untuk bisa sabar dan menerima setiap beban yang begitu memberatkan hati. Adakalanya beban itu terlalu menyesakan, membuat pikiran buntu, hati putus asa. Ah, sudahlah.
Tapi, seandainya kita mau bersabar dan menerima, boleh jadi kesabaran kita atas semua beban itu bisa menjadi hujjah kita di akhirat nanti untuk menagih JannahNya nanti. Kita tahu bahwa janjiNya adalah niscaya bukan?.
Maka siapapun diluar sana yang sedang Allah beri kesempatan lebih untuk mendapatkan surganya dengan bersabar, semoga Allah meluaskan hati kalian, menguatkan kesabaran kalian dan memudahkan setiap kesulitan yang kalian hadapi.
Yakinlah, bahwa Allah bersama orang yang bersabar. Kalo kata Ust. Hanan disalah satu ceramah nya 
“ Janji Allah itu untuk orang yang bersabar dan bertaqwa, kalo kita ga sabar berarti Allah gak punya janji apa-apa sama kita”
Seperti juga kalamNya yang mengatakan bahwa 
 فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا O  إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 
Fainna ma'a al'usri yusran. Inna ma'a al'usri yusran

Artinya:
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al-Insyirah ayat 5-6)

 Depok, 08 11 17

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati peran

Kesimpulan dari perjalanan di 2024 ini adalah aku menikmati peran-ku saat ini. Iya peranku saat ini yang sebagai hambaNya, istri, ibu dan anak. Tahun ini lebih terasa aku jalani dengan kesadaran penuh dan berusaha bisa memaknai di tiap etapenya. Bukan berarti mulus tanpa ujian, Bukan berarti selalu berwarna tanpa kelabu, Bukan berarti damai tanpa gejolak Bukan, Rasa asam pahitnya ada banget tapi percaya atau tidak aku jauh lebih tenang dan siap menghadapi semua itu. Kalo bahasa kerennya lebih mindful lah karena aku lebih yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku adalah atas seizin Allah. Tugasku cukup sabar, Ikhlas dan terus berkhusnudzon atas takdirnya. That’s it. Selain itu di tahun 2024 ini aku juga merasa lebih produktif (as one   of my prayers). Aku mulai isi pelatihan ke sekolah-sekolah lagi, punya agenda tetap setiap minggu diluar halaqah, lebih sering ketemu orang lagi, Alhamdulillah fokusku diluaskan dan itu membuat aku jauh lebih happy, emosiku juga ebih s...

Edisi Kangen

“ Betapa sukarnya menyusun bicara Meluluhkan rasa menuturkan sayang Kasih yang terlimpah hanya sekedar tingkah Cuma ungkapan kebisuan yang Melindungkan kalimah rahsia” Tiba-tiba ada yang rembes di pipi waktu ga sengaja muter playlist nasyid Jadul  jaman SD dulu dan berhenti di bait ini. DEG!!  tiba-tiba kangen rumah. Kadang iya, susah banget mau bilang “ Kangen, sayang ” sama orang yang kita sayang, apalagi ke orang tua  bukan karena takut tapi lebih ke malu. ya gak sih? Kalo nafa sih gitu. Kayaknya canggung gitu kalo mau bilang “ Ummi Abbi, ade kangen “. Ada bisik-bisik hati yang nahan buat bilang gitu hihi. Akhirnya kalo kangen mereka dan  ga berani bilang Cuma bisa Cireumbay terus chat si teteh, sukur-sukur dibales biasanya sih lebih sering gadibales karna udah tidur  dan dibalesnya besok itupun di kece in dibilang L.E.B.A.Y.  dengan sticker sambil ketawa gogoleran . -_____-  kelakuan. #kaloudahgituakubisaapa Kalian kay...

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang ...