Siapa yang sangka bahwa tempat itu yang akan membuatmu
kedatangan tamu yang tak diundang,
Wahai,
Siapa sangka bahwa tempat itu yang akan mengantarkanmu pada
luka yang menganga saat ini.
Siapa yang sangka bahwa tempat itu yang menjadi alasan kau
harus menata kembali perasaanmu yang telah hancur berantakan sendirian.
Dulu, kau butuh waktu bertahun-tahun untuk menata kembali
perasaanmu, kau butuh tahunan untuk merawat luka itu hingga kering dan kau
butuh waktu yang tidak sebentar untuk ada dititik berdamai dengan semua luka
itu.
Tapi, dia datang dengan jumawanya tanpa permisi, masuk
kedalam hidupmu menajanjikan banyak hal, menjamin semuanya akan baik-baik saja, dan meyakinkannya berluang kali.
Aku menolak kehadirannya sehalus mungkin, aku katakan
berbagai ketakutan diriku tapi ia lagi-lagi menjamin bahwa semuanya akan
baik-baik saja.
Dan kini, saat semua ketakutanku benar-benar terjadi, semua
jaminan yang ia berikan menguap begitu saja lalu dengan mudahnya dia melenggang pergi.
Pergi tanpa pamit, tanpa sedikitpun bertanya untuk sekadar memastikan apakah
aku baik-baik saja?.
Wahai,
Kau adalah tamu paling lancang yang pernah kutemui. Makhluk paling
tidak berperasaan yang pernah ku kenal. Dan jiwa paling beku yang aku tau.
Setelah semua yang terjadi, aku hanya bersemoga bahwa aku
tidak akan pernah bertemu dengan sosok dirimu lagi, meski hanya beRsinggungan
sekalipun. Bahkan untuk mendengar namamu saja dadaku sudah begitu sesaknya.
Semoga waktu mau berbaik hati membantuku mendekap segalanya, sendirian.
Semoga waktu mau berbaik hati membantuku mendekap segalanya, sendirian.
12 January 2020
Komentar
Posting Komentar