Langsung ke konten utama

Sabar dan Ikhlas


Seseorang pernah berkata 
“ Kamu belum sabar jika masih berbatas, kamu belum ikhlas jika masih merasa sakit”.

Tiba-tiba ada yang basah di pelupuk ketika membaca itu. Seketika isi kepalaku riuh dengan berbagai pertanyaan.

Sudahkah aku sabar selama ini?
Sudahkah aku ikhlas dengan semua ketetapanNya?
Benarkah sabar dan ikhlasku karenaNya bukan karena mahluk?

Sungguh bukan perkara mudah untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. Aku sendiri tidak tahu apakah selama ini aku sudah benar-benar sabar dan ikhlas? karena sampai detik ini aku masih sering terpantik untuk memenangkan ego dibanding sabar, aku masih sering merasakan nyilu ketika hal-hal yang aku rencanakan tidak selaras dengan harapan, masih sering mempertanyakan kehidupan yg aku jalani saat ini padaNya.

Kalimat diatas benar-benar menamparku sampai ke hati, membuatku sadar akan keadaan hatiku selama ini. Kata-kata sabar dan ikhlas yang sering terucap boleh jadi belum aku amalkan sepenuhnya, boleh jadi hanya pengalihan dari rasa kecewa dan amarah yang menggelayut di hati. Aku belum sabar dan ikhlas sepenuhnya.

Ini sungguh menjadi catatan muhasabah diri untuk terus bisa berbenah, terus bisa meperbaiki diri dan terus meningkatkan kulitas diri.

Aku kehabisan kata-kata dengan kebaikan hatiNya yang terus mengingatkan dan menyadarkan diri ini dari hal-hal kecil disekitar.
Faghfirli ya Rabb….

15 Ramadhan
080520



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati peran

Kesimpulan dari perjalanan di 2024 ini adalah aku menikmati peran-ku saat ini. Iya peranku saat ini yang sebagai hambaNya, istri, ibu dan anak. Tahun ini lebih terasa aku jalani dengan kesadaran penuh dan berusaha bisa memaknai di tiap etapenya. Bukan berarti mulus tanpa ujian, Bukan berarti selalu berwarna tanpa kelabu, Bukan berarti damai tanpa gejolak Bukan, Rasa asam pahitnya ada banget tapi percaya atau tidak aku jauh lebih tenang dan siap menghadapi semua itu. Kalo bahasa kerennya lebih mindful lah karena aku lebih yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku adalah atas seizin Allah. Tugasku cukup sabar, Ikhlas dan terus berkhusnudzon atas takdirnya. That’s it. Selain itu di tahun 2024 ini aku juga merasa lebih produktif (as one   of my prayers). Aku mulai isi pelatihan ke sekolah-sekolah lagi, punya agenda tetap setiap minggu diluar halaqah, lebih sering ketemu orang lagi, Alhamdulillah fokusku diluaskan dan itu membuat aku jauh lebih happy, emosiku juga ebih s...

Edisi Kangen

“ Betapa sukarnya menyusun bicara Meluluhkan rasa menuturkan sayang Kasih yang terlimpah hanya sekedar tingkah Cuma ungkapan kebisuan yang Melindungkan kalimah rahsia” Tiba-tiba ada yang rembes di pipi waktu ga sengaja muter playlist nasyid Jadul  jaman SD dulu dan berhenti di bait ini. DEG!!  tiba-tiba kangen rumah. Kadang iya, susah banget mau bilang “ Kangen, sayang ” sama orang yang kita sayang, apalagi ke orang tua  bukan karena takut tapi lebih ke malu. ya gak sih? Kalo nafa sih gitu. Kayaknya canggung gitu kalo mau bilang “ Ummi Abbi, ade kangen “. Ada bisik-bisik hati yang nahan buat bilang gitu hihi. Akhirnya kalo kangen mereka dan  ga berani bilang Cuma bisa Cireumbay terus chat si teteh, sukur-sukur dibales biasanya sih lebih sering gadibales karna udah tidur  dan dibalesnya besok itupun di kece in dibilang L.E.B.A.Y.  dengan sticker sambil ketawa gogoleran . -_____-  kelakuan. #kaloudahgituakubisaapa Kalian kay...

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang ...