Langsung ke konten utama

Random Thoughts


Ada yang tiba-tiba melintas dikepala soal sebuah pertemuan,  kehidupan yang bersinggungan dan makna dari kehadiran.

Pernah kepikiran gak sih ketika kita dipertemukan sama seseorang ada dua hal yang menjadi maksud dari pertemuan itu. bisa jadi dia adalah jalan untuk kita belajar atau kita sendiri yang menjadi jalan untuk dia belajar. Terlepas dari peristiwa apapun yang terjadi atas pertemuan kalian, pasti ada satu hal atau bahkan secuil pelajaran yang bisa kita ambil. Ya gak?

Musyrifah gue pernah bilang kalo “Gak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini Fa, bahkan dari seekor semut saja kita bisa belajar soal kebaikan. Jadi gak mungkin ada yang sia-sia”.

Lalu gue mikir, iya ya semua ini gak ada yang kebetulan tapi kadang gue suka denial gitu lho, masih aja meyakinkan diri kalo ada sesuatu hal yang terjadi secara kebetulan hehe.

Ah, emang dasar sifat makhluk ya suka lupa sama hal-hal kecil macem begini. Terlalu fokus sama hal-hal yang kasat mata, sampe lupa sama hal-hal kecil yang justru lebih bermakna.

Lalu sadar atau engga kehidupan kita ini pasti bersinggungan dengan kehidupan milik orang lain. Gue sering banget ngalamin ini dan baru mulai menyadari setelah masuk di kehidupan pasca kampus. Dimana gue bener-bener nyebur ke lingkungan yang lebih luas. Mengenal dunia degan lebih nyata. Terus ketika ketemu sama orang baru, kenalan, saling sapa, basa-basi eh jadi deket. Entah karena impresi pertama gue yang bikin dia seneng atau gue yang sok asik atau emang (kebetulan) sama-sama nyambung aja dan berakhirlah sering komunikasi satu sama lain (sama perempuan yah, kalo sama lawan jenis temen-temen gue udah tahu sendiri gue gimana, I don’t have to tell it again ya).

Ketika bertemu sama orang-orang baru ini gue suka suka lupa diri, bahwa kehadiran-kehadiran mereka inisebetulnya punya makna tersendiri buat kehidupan gue, seperti yang sudah gue sebut diatas. Alasan dari kehadiran mereka ini adalah, boleh jadi gue jadi pelajaran buat mereka atau sebaliknya. Ga ada yang sia-sia Na.

Seseorang yang gue kenal dengan sangat baik pernah bilang sama gue “Na, kamu itu baik dan orang-orang yang dekat sama kamu pasti insya Allah baik juga. Kadang kamunya aja terlalu menutup diri, terlalu tenggelam sama ketakutanmu yang sebetulnya belum tentu itu benar, coba deh belajar lebih terbuka

Jleb! Gue suka berasa ditampar kalo ngobrol sama beliau ini. kalimat diatas itu adalah kalimat pertama yang keluar setelah bertahun-tahun kami tidak bersua (udah ah nanti orangnya tau lagi)

Ketidaksadaran gue, ke-lupa-an gue soal makna kehadiran seseorang dalam hidup gue menjadi PR terbesar gue saat ini. Jangan melulu fokus dan melihat peristiwa yang disebabkan oleh kehadiran seseorang Na, tapi lihatlah makna apa yang tersirat dari kehadiran seseorang dikehidupan lo Nafa.

Hidup ini terlalu bermakna untuk lo biarkan berjalan begitu aja tanpa lo baca lebih dalam.

Hari ini H-1 Ramadhan, semoga di Ramadhan kali ini bisa menjadi tempat lo berlatih untuk lebih peka sama sekitar dan lebih mampu memaknai tiap potong episode kehidupan lo ya Nafa.

Seperti kalimat dari catatannya Mas Gun “Silakan habiskan usia mudamu untuk mengenali diri lebih dalam, belajar menghadapi resiko agar semakin kaya diri ini atas masalah dan jalan keluar”.

Jadi, yok berbenah diri Na ditengah penantian ini,
Siapa tahu esok lusa ada (lagi) pertemuan tak terduga.

Selamat Puasa wankawan kuuuuuuu :*

Bandung, 230420

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang tent

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. Satu

27 yang ke 3

Sepagi tadi ada whatsapp  masuk dan kurang lebih isinya mengingatkan aku soal tanggal hari ini, lalu di tutup dengan doa-doa baik. Setelah membaca itu senyumku mengembang, "oh ternyata sekarang tanggal 27 ya" , hadeuh baru inget. Maklum deh ga pernah inget tanggal sejak jadi mamak-mamak, yang diinget hari-hari adalah gak jauh dari menu masakan, beres-beres dan bayar-bayar hehe. Alhamdulillah makasi ya allah sudah menyampaikan aku di hari ini, hari dimana tepat 3 tahun sudah pernikahan ini berjalan. Mungkin untuk pasangan lain yang sudah menjalani pernikahan belasan atau bahkan puluhan tahun, usia pernikahan 3 tahun ini belum ada apa-apanya, belum banyak pengalaman dan masih jauuuuhhhhh banget perjalanannya. Iya memang, tapi aku bersyukur allah sampaikan aku di 3 tahun ini yang dimana di dalam perjalanannya sudah ada bumbu-bumbu manis, pahit, asinnya pernikahan. And we made it! Aku mengamini kalo pernikahan adalah salah satu ibadah terpanjang. Karena dalam menjalaninya