Langsung ke konten utama

Sebuah Penghambaan

Langkahnya sedikit tertatih
Lenganya cekatan memindahkan kruk disetiap langkahnya yang ia genggam di salah satu lenganya.
Senyumnya damai menenangkan. Garis wajahnya tegas menjelaskan berapa banyak hujan yang telah dia lewati.

Mataku terpaku melihat sesosok lelaki ditengah hilir-mudik orang-orang yang begitu ramai. Dia berjalan perlahan melewati jalan yang berundak-undak pergi menuju surau. Mengenakan baju terbaiknya lengkap dengan peci dikepala.  Ini hari jum’at. Jam ditangan ku sudah berdetak di angka setengah dua belas. Sebentar lagi waktu sholat jum’at.

Dia tak diberi fisik sempurna oleh Sang Maha Sempurna.
Tapi jiwa penghambaanya sempurna dari manusia yang punya fisik sempurna.

Dia tak diberi nikmat menjadi terkenal layak pemain cabaret.
Tapi kezuhudanya membuat ia terkenal di penduduk langit.

Ditengah ketidaksempurnaanya ia berusaha untuk selalu bersyukur atas apa yang ia miliki saat ini meski harus tertatih dengan kruk nya.
Ia sadar bahwa  apa-apa yang ada di dunia ini hanyalah titipan yang sewaktu-waktu harus dikembalikan kepada pemilikNya.
Pun Ia paham bahwa apa-apa yang terjadi di dunia ini sudah tergariskan.
Rupa syukur yang diberikanya adalah dengan tak pernah alpa untuk melaksanakan kelima waktu wajibnya untuk menghamba padaNya.

Duhai Allah,
Betapa malunya diri ini yang masih saja terlena dengan bangkai yang lebih buruk dari bangkai kambing sekalipun.


Melihat pemandangan itu di tengah ke-futuran ku kini. Cukup  menjadi cambuk buat ku. Betapa jauh sekali diri ini dari kata layak dalam sebuah penghambaan.  Nyatanya akulah yang memiliki cacat dalam penghambaan kepada Mu. 

*Menemukan catatan tahun lalu yang pas sekali sebagai pengingat saat ini

Depok,
28032018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati peran

Kesimpulan dari perjalanan di 2024 ini adalah aku menikmati peran-ku saat ini. Iya peranku saat ini yang sebagai hambaNya, istri, ibu dan anak. Tahun ini lebih terasa aku jalani dengan kesadaran penuh dan berusaha bisa memaknai di tiap etapenya. Bukan berarti mulus tanpa ujian, Bukan berarti selalu berwarna tanpa kelabu, Bukan berarti damai tanpa gejolak Bukan, Rasa asam pahitnya ada banget tapi percaya atau tidak aku jauh lebih tenang dan siap menghadapi semua itu. Kalo bahasa kerennya lebih mindful lah karena aku lebih yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku adalah atas seizin Allah. Tugasku cukup sabar, Ikhlas dan terus berkhusnudzon atas takdirnya. That’s it. Selain itu di tahun 2024 ini aku juga merasa lebih produktif (as one   of my prayers). Aku mulai isi pelatihan ke sekolah-sekolah lagi, punya agenda tetap setiap minggu diluar halaqah, lebih sering ketemu orang lagi, Alhamdulillah fokusku diluaskan dan itu membuat aku jauh lebih happy, emosiku juga ebih s...

27 yang ke 3

Sepagi tadi ada whatsapp  masuk dan kurang lebih isinya mengingatkan aku soal tanggal hari ini, lalu di tutup dengan doa-doa baik. Setelah membaca itu senyumku mengembang, "oh ternyata sekarang tanggal 27 ya" , hadeuh baru inget. Maklum deh ga pernah inget tanggal sejak jadi mamak-mamak, yang diinget hari-hari adalah gak jauh dari menu masakan, beres-beres dan bayar-bayar hehe. Alhamdulillah makasi ya allah sudah menyampaikan aku di hari ini, hari dimana tepat 3 tahun sudah pernikahan ini berjalan. Mungkin untuk pasangan lain yang sudah menjalani pernikahan belasan atau bahkan puluhan tahun, usia pernikahan 3 tahun ini belum ada apa-apanya, belum banyak pengalaman dan masih jauuuuhhhhh banget perjalanannya. Iya memang, tapi aku bersyukur allah sampaikan aku di 3 tahun ini yang dimana di dalam perjalanannya sudah ada bumbu-bumbu manis, pahit, asinnya pernikahan. And we made it! Aku mengamini kalo pernikahan adalah salah satu ibadah terpanjang. Karena dalam menjalaninya ...

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. S...