Langsung ke konten utama

Rindu

Rembulan membulat sempurna malam ini. Gemintang bertaburan membuat formasi indah. Angin semilir menelisik telinga. Kunang-kunang pun terbang rendah memendar cahaya dari ekornya. Cantik.

Aku terduduk di balkon lantai dua menikmati pemandangan indah malam ini. Memeluk lutut menatap bulan yang bulat sempurna. Indah. Rutinitas yang sering kulakukan kala ada perasaan yang mengusikku tanpa permisi.

Seperti perasaan rindu misalnya. Sebuah rasa yang paling aku benci kehadirannya. Perasaan yang paling aku hindari bentuknya. Karena obatnya mahal sekali. Penawar atas rasa itu hanyalah sebuah temu.

Aku teringat sebuah kalimat dari seseorang , ia berkata
“Dulu aku tidak pernah mengenal kata rindu, karena bagiku rindu hanya sebuah ketidakmampuan diri. Ketidakmampuan untuk menebus jarak untuk sebuah temu. Tapi, setelah aku mengenalmu. Aku mengenal rindu yang sebenarnya. Sebuah rasa yang tidak dapat ditebus dengan uang dan waktu. Sebanyak apapun kau memilikinya. Karena rindu hanya mampu ditebus dengan sebuah pertemuan yang TULUS”.

Mendengar kalimat ini meluncur aku hanya bisa mengamini. Aku sepakat. Rindu adalah perasaan yang hanya mampu di tebus dengan sebuah tatap. Rasa itu tidak peduli berapa banyak uangmu untuk mencipta sebuah temu, berapa luang waktumu untuk menjemput sebuah pertemuan . Jika semesta tak mengizinkan, itu tidak akan pernah terwujud. Maka, saat kesempatan untuk bertemu itu ada nikmatilah tiap dentang detik yang berjalan dengan baik. Karena sekali saja rindu itu hadir, tidak ada obat yang mampu menawarnya.

Kini, saat rindu itu menyergap tanpa permisi aku tidak tahu harus bagaimana.
Karena aku tidak tahu rindu ini untuk siapa? Aku tidak tahu harus menagih rasa ini pada siapa?.

Jadi untuk sedikit mengurangi rasa rindu itu, aku memilih menatap pertunjukan langit malam ini. Menikmati eloknya sinar rembulan, indahnya formasi bintang, cantiknya kerlipan kunang-kunang dan sejuknya semilir angin. Cukup membuatku tenang sejenak. Membuatku mampu mengendalikan rasa itu.

Dan akupun kembali menyadari bahwa apapun bentuk rasa yang hadir menelisik. Itu adalah FITRAH. Kita tidak akan dimintai pertanggung jawaban atas setiap rasa yang hadir. Tapi kita akan dmintai pertanggung jawaban atas sikap yang kita lakukan karena perasaan itu.

Aku mencoba memeluk tiap geliat rasa yang hadir, mencoba kembali meyakinkan bahwa rasa ini ada atas IzinNya. Maka sudah seharusnya ku serahkan perasaan ini hanya padaNya. Dengan terus melangitkan harap bahwa nanti rindu ini akan bertemu dengan waktunya untuk ditebus dan akan bertemu dengan pemiliknya. Pasti.

Untukmu yang masih rahasia,
Siapapun dirimu, dimanapun dirimu.
Sedang dalam perjalanan menujuku atau sedang memantaskan diri.
Semoga DIA selalu menjagamu dalam ketaatan.
Selalu menghimpunmu dalam kebaikan.
Sampai nanti waktuNya mengizinkan kita untuk bersua dalam sebaik-baik waktu dan kesempatan.


010920




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati peran

Kesimpulan dari perjalanan di 2024 ini adalah aku menikmati peran-ku saat ini. Iya peranku saat ini yang sebagai hambaNya, istri, ibu dan anak. Tahun ini lebih terasa aku jalani dengan kesadaran penuh dan berusaha bisa memaknai di tiap etapenya. Bukan berarti mulus tanpa ujian, Bukan berarti selalu berwarna tanpa kelabu, Bukan berarti damai tanpa gejolak Bukan, Rasa asam pahitnya ada banget tapi percaya atau tidak aku jauh lebih tenang dan siap menghadapi semua itu. Kalo bahasa kerennya lebih mindful lah karena aku lebih yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku adalah atas seizin Allah. Tugasku cukup sabar, Ikhlas dan terus berkhusnudzon atas takdirnya. That’s it. Selain itu di tahun 2024 ini aku juga merasa lebih produktif (as one   of my prayers). Aku mulai isi pelatihan ke sekolah-sekolah lagi, punya agenda tetap setiap minggu diluar halaqah, lebih sering ketemu orang lagi, Alhamdulillah fokusku diluaskan dan itu membuat aku jauh lebih happy, emosiku juga ebih s...

27 yang ke 3

Sepagi tadi ada whatsapp  masuk dan kurang lebih isinya mengingatkan aku soal tanggal hari ini, lalu di tutup dengan doa-doa baik. Setelah membaca itu senyumku mengembang, "oh ternyata sekarang tanggal 27 ya" , hadeuh baru inget. Maklum deh ga pernah inget tanggal sejak jadi mamak-mamak, yang diinget hari-hari adalah gak jauh dari menu masakan, beres-beres dan bayar-bayar hehe. Alhamdulillah makasi ya allah sudah menyampaikan aku di hari ini, hari dimana tepat 3 tahun sudah pernikahan ini berjalan. Mungkin untuk pasangan lain yang sudah menjalani pernikahan belasan atau bahkan puluhan tahun, usia pernikahan 3 tahun ini belum ada apa-apanya, belum banyak pengalaman dan masih jauuuuhhhhh banget perjalanannya. Iya memang, tapi aku bersyukur allah sampaikan aku di 3 tahun ini yang dimana di dalam perjalanannya sudah ada bumbu-bumbu manis, pahit, asinnya pernikahan. And we made it! Aku mengamini kalo pernikahan adalah salah satu ibadah terpanjang. Karena dalam menjalaninya ...

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. S...