Bukan lagi euphoria yang diharap untuk dirasa
Bukan kejutan meriah warna warni yang di ingin
Bukan juga hujan ucapan tiada henti yang di nanti
Tapi Do’a
Aku hanya meminta do’a-do’a terindah yang melangit tanpa
putus
Aku hanya mengharap kidung terindah yang menguntai dengan
tulus
Dan aku hanya memohon kebaikan-kebaikan yang hadir dengan
halus
Karena sejatinya itulah yang menjadi pelindung terbaik dalam
kehidupan bukan?
Tiada kata terindah yang mampu diucap selain syukur,
Atas nafas yang masih dihembus,
Nadi yang masih berdetak,
Mata yang masih menatap serta segala nikmat yang tidak dapat
terbilang.
Tiada ucapan terbaik yang ingin disebut selain terima kasih,
Kepada sosok-sosok terbaik dalam hidup yang selalu ada
disaat diri ini begitu rapuh
Kepada tangan-tangan langit yang bekerja dengan menakjubkan
untuk kehidupan ini
Kepada pegalaman hidup yang memberikan pelajaran terbaik
selama 3 windu ini
Juga kepada Dzat yang selalu menjadi alasan utamaku untuk
terus bertahan atas segala ketetapanNya.
Wahai diri,
Aku tahu banyak hal yang sudah menimpa tubuh kecilmu
belakangan ini, datang bertubi tanpa memberi jeda. Membuat lebam di sana sini,
merobek lembar-lembar harapan yang pernah dirajut, menghempas semua asa yang
pernah membumbung.
Tapi, seseorang pernah berkata padaku bahwa memilih menjadi
dewasa maka kau akan sering terbentur-terbentur lagi- lalu terbentuk.
Begitulah proses menjadi dewasa. Rumit, menyakitkan tapi bermakna
dan pemahaman atas proses itu akan abadi.
Semoga dirimu nanti akan terbentuk menjadi diri yang
memiliki penerimaan yang baik serta pemahaman yang tulus akan kehidupan ini ya.
Semoga apapun yang menimpamu kemarin mampu membentukmu lagi dan lagi menjadi
manusia yang lebih baik.
Dan semoga pundakmu semakin kuat, hatimu semakin luas,
segala tanyamu terjawab, semua amarahmu mereda, segala harap Allah perkenankan. Ingat bahagia itu bukan dicari tapi dicipta oleh rasa syukur.
Selamat Bertumbuh wahai diri.
140820
Komentar
Posting Komentar