Tiba-tiba kepikiran mau cerita
soal obrolan aku sama Ummi beberapa hari sebelum Hari Raya di beranda rumah
tempo lalu.
Gak seperti biasanya, malam itu selepas
maghrib hujan turun tidak besar sih hanya gerimis tapi cukup membuat kuyup
jalanan dan siapapaun yang berada di bawahnya tanpa pelindung. Suasana saat itu
terasa hangat bukan dingin. Entah mungkin karena hanya gerimis atau karena
topic pembicaraan kita yang buat aku berasa hangat dari dalam. Aih, apa sih Na.
Jadi, ketika duduk berdua di
beranda itu sebetulnya Ummi lagi nunggu pesanan roti lalu aku iseng nemenin
Ummi duduk di sana, gak ada pembicaraan sebelumnya, kita hanya diam dalam
hening saja saat itu hehe.
Lalu, aku lupa awalnya kita ngobrol
soal apa tapi ditengah-tengah obrolan itu ada kalimat Ummi yang aku ingat
kurang lebih begini bunyinya
“…Setiap orang itu gak perlu belajar untuk bisa menerima KELEBIHAN Nafa, tapi mereka perlu belajar bagaimana menerima
sebuah KEKURANGAN. Gak sedikitkan di luar sana yang sulit menerima sebuah
kekurangan. Bahkan kadang kita sendiri aja sulit menerima kekurangan diri dan
hanya mau memperlihatkan kelebihan diri yang kita punya.
Maka gak heran kalo nanti ada yang nanya Adek tuh gimana anaknya Ummi
akan jawab kekurangannya dulu. Gak perlu membanggakan kelebihan. Karena itu
BONUS.
Kalo dia siap dengan segala kekurangan orang lain, itu artinya dia siap
menjadi pelengkap diri kita begitupun sebaliknya. Dan orang-orang yang siap menerima segala kekurangan kita maka mereka
berhak untuk mendapatkan segala kelebihan kita. Karena kelebihan dan
kekurangan itu satu paket. Paham maksudnya?”
Mendengar kalimat yang melucur
dari Ummi aku Cuma bisa mengangguk takzim. Mencoba bertanya ke diri sendiri apa gue sudah menerima segala kekurangan diri?
Apa gue juga sudah siap menerima segala kekurangan orang lain? Duh, sepertinya
PR gue masih banyak nih.
Tin…tin… bunyi klakson motor yang berhenti di depan gerbang rumah
menyela obrolan kami.
“Oh itu dia udah dateng” Ummi berjalan menghampiri si tukang roti.
Dan aku masih mencoba mengeja
kalimat Ummi barusan. Gak nyangka obrolan kami akan sebermakna ini dan cukup
membuka pikiran dan memahamkan aku, bahwa Ummi tahu apa yang luput dari
perhatianku selama ini. Hal sederhana yang sering kali orang lupa padahal ini
krusial sekali.
Dah sekian obrolanku sama Ummi kemarin yang cukup nyantol di kepala dan
hati, semoga ada sefruit makna yang bisa diambil yaaw.
Have nice deyyyyyyy.
070620
10.32 Am
Komentar
Posting Komentar