Ada rona bahagia yang tergambar
dari wajah tegang yang duduk di depanku saat ini. Tubuhnya dibalut kebaya putih
nan indah, sorot matanya berbinar memancarkan bahagia, senyum bibirnya selalu
terlengkung sejak aku datang menghampirinya di ruang rias.
Hari ini adalah hari yang amat
bersejarah untuk hidupnya, akhir dari penantian panjang, ujung dari segala
rapalan doa yang dilangitkan, muara atas segala harap yang selama ini
digantungkan. Untuk dipertemukan dalam janji setia sehidup se-syurga di atas
ikatan pernikahan.
Siapa sangka bahwa dia yang akan
menjadi teman hidupmu sejak hari ini sampai nanti.
Siapa sangka bahwa ratusan
kilometer jarak yang terbentang dapat mempertemukan kalian dalam janji pernikahan.
Siapa yang sangka bahwa sosok
lelaki pemberani itu Dia hadirkan ketika kau sama sekali tidak mengharap
kehadirannya secepat itu.
Begitulah semesta bekerja, selalu
diluar nalar manusia.
Semua yang berkumpul hari ini
terlihat bahagia, bukan hanya calon pengantin tapi kedua orangtua pengantinpun
sama, mereka terlihat bahagia. Terutama Ibu, yang sejak aku datang sudah
menyambut kedatanganku, menggamit tangan langsung memeluk bertanya kabar,
menanyakan segala kesibukanku dan diakhiri dengan pertanyaan “kapan nafa
menyusul?”. Aku menjawab dengan senyum dan memohon doa supaya dipertemukan
dengan yang "Baik", Aamiin.
Aku duduk di samping meja rias memperhatikan
dirinya di rias dengan apik bak putri sehari, cantik. Tanpa sadar aku memutar
lalu, masih hafal diingatan tiap-tiap episode hidupnya pernah aku saksikan sejak
masa putih-abu.
Dia yang pernah menangis karena putus
cinta saat jam sejarah, Dia yang menangis karena hasil tak berbanding lurus
dengan usaha kejujuran saat ulangan, Dia yang pernah terluka begitu dalam
karena satu hal dan aku adalah saksi dari semua peristiwa itu.
Kini, setelah semua episode itu
terlewati aku diizinkan untuk melihat lagi satu peristiwa berharga dari
kehidupannya, yaitu pernikahannya. Menemaninya di hari bersejarah dalam
hidupnya, mendampingi ketika ijab qabul di ucapkan, menyaksikan betapa gugupnya
ia ketika janji itu diucap tapi semua itu luruh ketika saksi menjawab “SAH”,
dan doa-doa pun melangit bersama. Syahdu.
Akupun terbawa haru, bersama ikut
menyelipkan doa ke langit berharap diamini oleh para malaikat yang menjadi
saksi di perjanjian agung hari ini.
Ica, selamat yaa sejak hari ini
statusnya sudah berganti menjadi seorang istri. Sudah pasti banyak tanggung
jawab baru yang diemban. Banyak kejutan yang menanti didepan, apapun itu gue
percaya lo lebih dari mampu menjalani itu.
Ica, terima kasih sudah
mengizinkan gue menjadi saksi kebahagiaan lo hari ini, melihat lo bahagia
dipelaminan dengan lelaki pilihan lo gue ikut bahagia, karena gue tau you
deserve to it, gue banyak belajar arti kesederhanaan dan kesabaran dari
sosok lo Ca. Semoga etape baru ini banyak membawa keberkahan buat lo dan Mas
Bahri yaa.
Once again Barakallahulaka wa
baraka’alaika wa jama’a bainakuma fii khair untuk Ica dan Mas Bahri. Selamat merayakan
cinta semoga Allah berkahi kehidupan kalian selalu dan dikaruniai anak yang
sholih dan sholiha ya Insya Allah.
290220
Sincerely,
Nafa Cantik
gue gaakan pernah bosen baca pesan ini dan jadi ucapan yg sangat penuh dengan bongkahan rasa saat setiap kalimat membuatku banyak bersyukur bisa dipertemukan dengan seorang "nafa"
BalasHapusTerimakasih ya Allah sudah hadirkan nafa ada dibagian cerita hidupku, semoga langkah yg dirajut oleh kaki ku dan nafa bisa terus dalam jalan-Mu.
Thankyou so much dear.
Ya ampun baru kebaca komennya, haha gak nyangka lo baca ini Ca. Aamiin thank you so much for being my partner since we were in high school, you witnessed all of my changes. Let Allah suprising us with his Scenario ya ca
Hapus