Seseorang
pernah berbisik padaku bahwa hidup itu harus punya mimpi, karena mimpi itulah
yang akan membuatmu memiliki semangat untuk hidup, karena mimpi itulah yang
akan membuatmu terus melangkah.
Tapi, dia
lupa mengatakan padaku bahwa dalam menggapai mimpi, jalanmu akan begitu
berkelok, kau akan menginjak batu, terjerembab, bahkan sampai merasa bahwa
mimpimu hanya akan menjadi sebuah semoga.
Berat memang,
Saat semua
usaha yang kau kerahkan untuk mengejar mimpimu terasa begitu menyiksa, ketika
semua daya yang kau coba untuk menguatkan hati, menguatkan langkah dan bertahan
sudah habis, kau begitu ingin sekali berhenti, menyerah dengan semua mimpi itu.
Melepaskan mimpi itu pada semoga.
Nyatanya mimpimu
(mungkin) benar-benar hanya akan menjadi semoga.
Maha baik
DIA, saat kau berada di titik nadirmu, DIA menggenggamu untuk berdiri,
menguatkan kakimu untuk terus melangkah, meluaskan hatimu untuk terus yakin
bahwa mimpimu tidak akan berakhir dengan hanya menjadi semoga.
DIA janjikan
sebuah niscaya jika kau mau bertahan dengan segala kesulitan yang membelit.
“Karena
sesungguh sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan”.
Terkadang kau
lupa setelah semua usaha yang kau lakukan ada kuasa yang jauh lebih besar yang
membersamaimu, kepadaNya lah segala upaya kau sandarkan.
Saat kau
telah mengerahkan segala upaya yang kau punya, sisanya biar tangan-tangan
langit yang bekerja.
Panumbangan,
12 12 18
Komentar
Posting Komentar