Langsung ke konten utama

MEN(dit)EMUKAN

Aku baru manyadari bahwa ternyata hidup itu soal menemukan dan ditemukan.

Menemukan keinginan-keingian dalam hidup,
Menemukan harapan-harapan baru untuk hidup,
Menemukan makna-makna baru dalam hidup,

Dan kau pun juga akan ditemukan.
Ditemukan dengan orang-orang yang membantumu menuju tujuan mu atau justru membuatmu berbalik arah

Atau ditemukan dengan peristiwa yang membuatmu bahagia atau sebaliknya
Atau ditemukan dengan jalan dan kerikil yang mampu membuat kaki mu terluka atau semakin kuat
Atau kau akan ditemukan dengan semua kemungkinan yang awalnya mustahil tapi justru terjadi.



Tapi, terkadang aku merasakan bahwa semua pertemuan menemukan dan ditemukan itu, aku belum merasa berhasil menemukan apa yang aku cari, selalu saja kurang, tidak pas, kecewa.

Apa yang salah?
Tujuan ku kah?
Jalan yang aku ambil kah?

Ah, Ternyata ekspektasiku yang keliru. Aku terlalu memiliki ekspektasi yang tinggi dan hampir melupakan sesuatu yang amat sangat penting dalam proses menemukan dan ditemukan ini.
Hal itu adalah MENERIMA.

Pantas saja jika kau selalu merasa kecewa dan tidak mendapatkan apa yang kau inginkan. Kau melupakan sesuatu yang amat penting.

Menerima ini yang akan menjadi jembatan saat kau tidak menemukan apa yang kau cari, lalu kau menerima maka boleh jadi ia akan membawamu menuju pada apa yang kau cari.
Maka jangan pernah lupa untuk menerima apapun yang kau temukan dalam hidup ini karena boleh jadi dia yang akan membawamu menuju tujuan mu.


Depok,
180318

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang tent

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. Satu

27 yang ke 3

Sepagi tadi ada whatsapp  masuk dan kurang lebih isinya mengingatkan aku soal tanggal hari ini, lalu di tutup dengan doa-doa baik. Setelah membaca itu senyumku mengembang, "oh ternyata sekarang tanggal 27 ya" , hadeuh baru inget. Maklum deh ga pernah inget tanggal sejak jadi mamak-mamak, yang diinget hari-hari adalah gak jauh dari menu masakan, beres-beres dan bayar-bayar hehe. Alhamdulillah makasi ya allah sudah menyampaikan aku di hari ini, hari dimana tepat 3 tahun sudah pernikahan ini berjalan. Mungkin untuk pasangan lain yang sudah menjalani pernikahan belasan atau bahkan puluhan tahun, usia pernikahan 3 tahun ini belum ada apa-apanya, belum banyak pengalaman dan masih jauuuuhhhhh banget perjalanannya. Iya memang, tapi aku bersyukur allah sampaikan aku di 3 tahun ini yang dimana di dalam perjalanannya sudah ada bumbu-bumbu manis, pahit, asinnya pernikahan. And we made it! Aku mengamini kalo pernikahan adalah salah satu ibadah terpanjang. Karena dalam menjalaninya