Beberapa
bulan ini aku seperti lost, kosong,
kehilangan tujuan.
Beberapa kali coba muhasabah berharap setelah itu bisa
menemukan apa sebenarnya yang hilang dariku , yang cukup membuat semester ini
begitu berat dan sulit.
Dan
hasilnya NIHIL.
Aku tidak menemukan Jawaban itu, yang aku temukan hanyalah
sebuah gaung yang berteriak
“Kamu tuh cuma lagi cape aja Fa, butuh hiburan, butuh
jeda dari semua rutinitas ini. Liburan lah”.
Hanya itu
yang aku temukan, semakin aku keras mencari semakin kencang gaung itu berteriak.
Akhirnya, selesai ujian aku memutuskan mengikuti kemauan
gaung itu. LIBURAN. Toh, tak ada salahnya juga untuk dicoba. Mungkin iya aku
hanya butuh rehat sejenak dari rutinitas dan butuh refreshing sedikit.
Satu hari itu full menikmati Me
Time bersama teman, tanpa gadget, tanpa beban
pikiran deadline, laporan dan lain-lain. pokonya FEEL
FREEEE.
SETELAH LIBURAN APA PERASAAN LOST ITU
HILANG?.
T.I.D.A.K
Ternyata
aku masih merasa lost, kosong, hilang tak karuan. (menyedihkan)
Tiba di awal Ramadhan aku mencoba mencari kesibukan diluar
rutinitas biasanya dengan mulai membuat target-target ramadhan. Awalnya cukup
terbantu, aku menjadi sedikit lebih semangat mengisi hari-hari dengan melakukan
target-target yang sudah aku buat sebelumnya. Sayang, itu hanya bertahan
beberapa hari. Setelah mulai masuk kuliah, perasaan itu datang lagi. Merasa
begitu beraattt menghadapi kuliah setiap harinya. Hari-hariku mulai dipenuhi
lagi dengan rutinitas yang cukup membuat kepala sakit, praktikum, bimbingan,
tugas, praktikum, revisi begitu terus. Tapi, aku masih terus melakukan
target-target yang sudah dibuat untuk ramadhan ini, rasanya itu sedikit menjadi
pengalihanku dari dari perasaan itu.
Titik dari pencarian ku adalah hari ini. Saat aku
menghadiri salah satu acara dengan tema “ Be A Moeslem Revival From Qur’ani
Generation” yang diadakan dikampusku sendiri. Ketika pertama kali acara ini
di sounding oleh beberapa teman yang menjadi panitia aku tidak
berniat ikut karena kebetulan acara itu bertepatan dengan agenda rutin mingguan
ku. Namun, entah apa yang mengusik pagi ku, tiba-tiba ketika melihat salah satu
postingan temanku di socmed yang mempost foto kegiatan itu aku
ingin hadir.
Akhirnya, aku duduk diantara para peserta yang lain di
auditorium itu.
Saat pembicara pertama mengisi mataku sudah terpaku
padanya, kagum dengan semua pencapainya tanpa lupa dengan kewajibanya sebagai
seorang ibu. Bak mantra yang di rapalkan aku hanya mampu menganggukan kepala
mengamini setiap kalimat yang diucap.
Beliau memberikan 5 poin How to bw awe-inspiring woman.
Pertama, Jangan dekati
zina tapi dekatilah setiap amal kebaikan.
Saat ini hal-hal yang menyimpang sudah tidak lagi tabu
dilakukan, melainkan menjadi hal yang lumrah dilakukan. Katakanlah seperti
pacaran, zaman orangtua kita dulu itu adalah hal tabu. Mereka lebih memilih
menikah diusia belia daripada harus melakukan pacaran yang jelas-jelas tabu
saat itu. Sebaliknya zaman sekarang pacaran sudah menjadi tren.
Kedua, Bersahabatlah
dengan Al-qur’an
Dipoin ini beliau menekankan bahwa zaman sekarang banyak
yang sering mengatakan bahwa obat jenuh, lelah, suntuk, galau adalah PIKNIK.
Kita sering mendengar kalimat “Kurang Piknik” bukan? Buat sebagian
orang piknik adalah obat dari segala ke jenuhan dalam hidup.
Selanjutnya beliau mengatakan
“Saat perasaan jenuh, lelah, suntuk dan galau hadir
menyapa hati kita yang kita butuhkan sebernernya bukan PIKNIK tapi mendekat
pada Allah. Karena sesungguhya saat itu KITA SEDANG JAUH dari ALLAH dan
Al-quran”.
DEGG! Saat mendengar kalimat itu aku seperti di tampar
berkali-kali, tak terasa mataku mulai basah, hati ku begitu sesak, tenggorkan
ku tercekat.
“ Saat kita bersahabat dengan Qur’an dijamin Allah akan
lindungi kita dari apapun, karena Allah gak akan ridho Qur’an berada pada
orang-orang yang merana”
“Astagfirullah ternyata selama ini yang aku butuh itu bukan
piknik tapi….” Runtuh sudah pertahanan ku saat itu. Aku gagal membuat
pertahanan saupaya tak ada air yang jatuh. Berkali-kali aku menatap
langit-langit ruangan itu berharap air yang turun tak semakin deras.
“Astagfirullah, astagfirullah” hanya itu yang bisa ku rapalkan.
Ternyata perasaan lost, kosong, hilang tujuan
itu bersumber dari diri ini yang ternyata jauh dari pemiliknya, yang terrnyata
jauh dari pedoman hidupnya sendiri dan yang ternyata telah dilenakan dengan
urusan dunia. Lahaulla wa la quwata illa billah.
Maafkan
diri ini Ya Rabb yang masih lalai akan dirimu,
Yang
masih sering diperbudak oleh urusan dunia,
Yang
masing sering di butakan dengan fananya dunia,
Yang
masih sering terlena dengan binger dunia,
Maafkan
ya Rabb.
Depok,
090617
14
RamdhanNya
Komentar
Posting Komentar