Langsung ke konten utama

Diujung Penantian





Dalam hitungan jari kau akan segera berganti status.

Tak ada lagi pertanyaan yg akan memburu mu soal siapa pasangan mu?.
Tak ada lagi pernyataan yg selalu membuat mu ingin segera mendapatkan jawaban atas doa-doa mu.
Tak ada lagi candaan yg sebenarnya jelas sekali mempertanyakan soal statusmu. Kapan nyusul?.

Ah, itu semua membuat mu gelisah dan mempertanyakan kuasa nya bukan?. Tapi, semua gelisah itu kau biarkan menguap ke langit. Kau biarkan DIA menjawabnya dengan cara menakjubkan milikNya. Pasrah.

Alhamdulillah,
Kata pertama yang terucap dari ribuan kata yg terlintas untuk menggambarkan perasaan syukur itu.
Kata pertama yang melangit atas penantian mu selama ini.
Allah selalu memiliki rencana terbaik dari milik kita yg terbaik. Pasti!.

Aku tau usaha mu untuk terus menata hati bukanlah perihal yg mudah. Pun tak semua orang mampu melakukan hal yang sama seperti yg kau lakukan.

Aku tau begitu besarnya bakti mu untuk ibu mu. Kau tak ingin membuatnya kecewa dan membuatnya menunggu lebih lama. Kau selalu berusaha mencari kata2 yg tepat untuk menjawab pertanyaanya setiap kali pertanyaanya terkesan begitu memburu mu menuntut kepastian.
“ Mau kapan?”
“ Sudah ketemu calonya?”
“ Mama ini sudah tua, jangan lama-lama carinya”.
Kini, di hujan kali ini. Tepat semua gelisah mu genap terjawab.
Ada lengkung bahagia yg terlihat di wajah mu. Saat sebuah anggukan kepala menjadi jawaban atas seluruh penantian panjang mu.

Rencana Allah tak pernah meleset sedikit pun.
Dia akan datang di waktu yg TEPAT
pada orang yang TEPAT
dan di alamat yg TEPAT.

Kau membuktikan padaku bahwa doa adalah obat terrbaik untuk membunuh gelisah. Doa sekaligus menjadi sebaik-baik gantungan harapan.

Selamat menghitung hari.

Panumbangan,

10.59 p.m


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati peran

Kesimpulan dari perjalanan di 2024 ini adalah aku menikmati peran-ku saat ini. Iya peranku saat ini yang sebagai hambaNya, istri, ibu dan anak. Tahun ini lebih terasa aku jalani dengan kesadaran penuh dan berusaha bisa memaknai di tiap etapenya. Bukan berarti mulus tanpa ujian, Bukan berarti selalu berwarna tanpa kelabu, Bukan berarti damai tanpa gejolak Bukan, Rasa asam pahitnya ada banget tapi percaya atau tidak aku jauh lebih tenang dan siap menghadapi semua itu. Kalo bahasa kerennya lebih mindful lah karena aku lebih yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku adalah atas seizin Allah. Tugasku cukup sabar, Ikhlas dan terus berkhusnudzon atas takdirnya. That’s it. Selain itu di tahun 2024 ini aku juga merasa lebih produktif (as one   of my prayers). Aku mulai isi pelatihan ke sekolah-sekolah lagi, punya agenda tetap setiap minggu diluar halaqah, lebih sering ketemu orang lagi, Alhamdulillah fokusku diluaskan dan itu membuat aku jauh lebih happy, emosiku juga ebih s...

Edisi Kangen

“ Betapa sukarnya menyusun bicara Meluluhkan rasa menuturkan sayang Kasih yang terlimpah hanya sekedar tingkah Cuma ungkapan kebisuan yang Melindungkan kalimah rahsia” Tiba-tiba ada yang rembes di pipi waktu ga sengaja muter playlist nasyid Jadul  jaman SD dulu dan berhenti di bait ini. DEG!!  tiba-tiba kangen rumah. Kadang iya, susah banget mau bilang “ Kangen, sayang ” sama orang yang kita sayang, apalagi ke orang tua  bukan karena takut tapi lebih ke malu. ya gak sih? Kalo nafa sih gitu. Kayaknya canggung gitu kalo mau bilang “ Ummi Abbi, ade kangen “. Ada bisik-bisik hati yang nahan buat bilang gitu hihi. Akhirnya kalo kangen mereka dan  ga berani bilang Cuma bisa Cireumbay terus chat si teteh, sukur-sukur dibales biasanya sih lebih sering gadibales karna udah tidur  dan dibalesnya besok itupun di kece in dibilang L.E.B.A.Y.  dengan sticker sambil ketawa gogoleran . -_____-  kelakuan. #kaloudahgituakubisaapa Kalian kay...

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang ...