“ Bagaimana?” itu pertanyaan yang melucur dari mu.
Kau tahu bagaimana perasaanku saat aku mendengar itu?
Hatiku kebat-kebit ,
Jariku menggenggam satu sama lain, Dingin
Puluhan kata sudah berputar dikepala siap untuk diucap.
Tapi tidak satupun yang mampu melucur.
Aku terlalu kelu untuk menjawab.
Sejujurnya, Ada gaung
disana yang menjawab “ IYA” untuk pertanyaan mu.
Sayangnya hatiku bergumam sebaliknya.
Ini pilihan yang sulit. Memang.
Aku tak bisa menyalahkan mu yang datang terlalu cepat.
Aku tak bisa menyalahkan mu yang membuat semua serba
mendadak.
Pun aku tak bisa menyalahkan waktu yang tak mampu menahan
mu.
Itu diluar kuasa ku.
Munkin, buatku ini terlalu cepat.
Tapi, menurutNya tidak ada yang terlalu cepat, terlambat
atau bahkkan salah alamat.
Semuanya sudah Dia atur dengan apik.
Pertemuan ini, keputusan ini, semuanya.
Untukmu,
Munkin aku lebih memilih suara hati yang tak terdengar dari
pada suara gaung itu.
Terdengar tak adil
buatmu , memang.
Tapi, lagi lagi ini diluar kuasa ku.
Satu hal yang kupercaya, waktuNya tak pernah meleset.
RencanaNya selalu paling indah dibanding rencana terbaik
milik ku.
Munkin, saat ini DIA meminta kita untuk sama-sama
memantaskan diri.
Untuk siap dipertemukan dalam taat, Nanti.
Atau dipersiapkan untuk mendapat yang lebih baik, Nanti.
Munkin.
Kita tidak pernah tau itu bukan?
Yakinlah, waktuNya selalu tepat.
Untukmu, Tuan
Depok, 3 November 2015
Disudut dimensiku..
Komentar
Posting Komentar