Langsung ke konten utama

Ketika Sekeping Hati Datang Memilih

“ Bagaimana?” itu pertanyaan yang melucur dari mu.
Kau tahu bagaimana perasaanku saat aku mendengar itu?
Hatiku kebat-kebit  ,
Jariku menggenggam satu sama lain, Dingin
Puluhan kata sudah berputar dikepala siap untuk diucap.
Tapi tidak satupun yang mampu melucur.
Aku terlalu kelu untuk menjawab.

Sejujurnya, Ada gaung  disana yang menjawab “ IYA” untuk pertanyaan mu.
Sayangnya hatiku bergumam sebaliknya.
Ini pilihan yang sulit. Memang.

Aku tak bisa menyalahkan mu yang datang terlalu cepat.
Aku tak bisa menyalahkan mu yang membuat semua serba mendadak.
Pun aku tak bisa menyalahkan waktu yang tak mampu menahan mu.
Itu diluar kuasa ku.

Munkin, buatku ini terlalu cepat.
Tapi, menurutNya tidak ada yang terlalu cepat, terlambat atau bahkkan salah alamat.
Semuanya sudah Dia atur dengan apik.
Pertemuan ini, keputusan ini, semuanya.

Untukmu,
Munkin aku lebih memilih suara hati yang tak terdengar dari pada suara gaung itu.
Terdengar  tak adil buatmu , memang.
Tapi, lagi lagi ini diluar kuasa ku.
Satu hal yang kupercaya, waktuNya tak pernah meleset.
RencanaNya selalu paling indah dibanding rencana terbaik milik ku.
Munkin, saat ini DIA meminta kita untuk sama-sama memantaskan diri.
Untuk siap dipertemukan dalam taat, Nanti.
Atau dipersiapkan untuk mendapat yang lebih baik, Nanti. Munkin.
Kita tidak pernah tau itu bukan?

Yakinlah, waktuNya selalu tepat.

Untukmu, Tuan
Depok, 3 November 2015

Disudut dimensiku..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati peran

Kesimpulan dari perjalanan di 2024 ini adalah aku menikmati peran-ku saat ini. Iya peranku saat ini yang sebagai hambaNya, istri, ibu dan anak. Tahun ini lebih terasa aku jalani dengan kesadaran penuh dan berusaha bisa memaknai di tiap etapenya. Bukan berarti mulus tanpa ujian, Bukan berarti selalu berwarna tanpa kelabu, Bukan berarti damai tanpa gejolak Bukan, Rasa asam pahitnya ada banget tapi percaya atau tidak aku jauh lebih tenang dan siap menghadapi semua itu. Kalo bahasa kerennya lebih mindful lah karena aku lebih yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku adalah atas seizin Allah. Tugasku cukup sabar, Ikhlas dan terus berkhusnudzon atas takdirnya. That’s it. Selain itu di tahun 2024 ini aku juga merasa lebih produktif (as one   of my prayers). Aku mulai isi pelatihan ke sekolah-sekolah lagi, punya agenda tetap setiap minggu diluar halaqah, lebih sering ketemu orang lagi, Alhamdulillah fokusku diluaskan dan itu membuat aku jauh lebih happy, emosiku juga ebih s...

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang ...

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. S...