Langsung ke konten utama

Dirimu Hanya Intermezzo Tuan,


Dirimu hanya intermezzo Tuan,
Dimulai dengan pertemuan yang entah dari mana awalnya
Kau mampir menyapa
Hanya sebatas sapaan tak lebih
Kemudian hilang.
Hilangmu itu tak berarti apa-apa saat itu, Tuan
Aku tak peduli .

Dirimu hanya intermezzo Tuan,
Hingga kau kembali menyapa dengan cerita yang baru
Bukan sekedar menyapa tapi kau mengajak ku bercerita
Mendengarkan semua tentangmu disana, bertemu dengan si dia yang akirnya berpisah
Kau bilang bercerita dengan ku ada ke(te)nangan
Kau bilang bercerita pada ku ada kenyamanan

Dirimu hanya intermezzo Tuan,
Setelah beberapa penggal cerita kau itu, Tuan
Kau kembali hilang entah kemana
Tapi aku mulai peduli, Tuan
Celaka!
Aku mulai menunggu mu, Tuan
Entah sudah berapa purnama 13 terlewati

Dirimu  hanya intermezzo Tuan,
Saat aku sudah mulai tak peduli (lagi) atas dimana kau , Tuan
Kau justru kembali
Menarik peduli ku lagi
Lantas kau menghilang lagi

Dirimu (memang) hanya intermezzo Tuan


Depok, 30 Januari 2015

Komentar

  1. Menyebalkan memang. Tp hal itu juga yang di rindukan saat dia benar2 hilang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang, tapi justru dia mengingatkan ku bahwa tak ada yg tinggal tetao di dunia ini

      Hapus
  2. Aaaak kenapa harus begini tulisannyaaaa 😭😭😭

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati peran

Kesimpulan dari perjalanan di 2024 ini adalah aku menikmati peran-ku saat ini. Iya peranku saat ini yang sebagai hambaNya, istri, ibu dan anak. Tahun ini lebih terasa aku jalani dengan kesadaran penuh dan berusaha bisa memaknai di tiap etapenya. Bukan berarti mulus tanpa ujian, Bukan berarti selalu berwarna tanpa kelabu, Bukan berarti damai tanpa gejolak Bukan, Rasa asam pahitnya ada banget tapi percaya atau tidak aku jauh lebih tenang dan siap menghadapi semua itu. Kalo bahasa kerennya lebih mindful lah karena aku lebih yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku adalah atas seizin Allah. Tugasku cukup sabar, Ikhlas dan terus berkhusnudzon atas takdirnya. That’s it. Selain itu di tahun 2024 ini aku juga merasa lebih produktif (as one   of my prayers). Aku mulai isi pelatihan ke sekolah-sekolah lagi, punya agenda tetap setiap minggu diluar halaqah, lebih sering ketemu orang lagi, Alhamdulillah fokusku diluaskan dan itu membuat aku jauh lebih happy, emosiku juga ebih s...

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang ...

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. S...