Langsung ke konten utama

Prolog terakhir


Bertemu di setengah windu yang lalu

Saling mengenal satu sama lain

Saling mencocokan

Dan mulai saling bercerita satu sama lain

Sebuah awal yang klise untuk sebuah pertemanan. Memang

Tapi , ya begitulah adanya.

Awal cerita ini dimulai dari aku yang mulai mengagumi nya. Hanya sebatas kagum tak lebih!

Sama seperti  yang lainya jika mengaggumi seseorang pasti akan sedikit memuji kelebihan dari sosok yang ia kagumi dan menjadikanya sebagai alat untuk bisa sedikit bertegur sapa. Meski hanya untuk memuji kelebihanya itu.  Akupun begitu. Dulu.

Aku kira setelah sedikit memuji nya dan berterima kasih,semuanya titik sampai disana, toh aku tak berharap apapun dari sosok nya. Berharap untuk kenal pribadi nya lebih jauh saja tidak, bagaimana munkin bisa aku berfikir lebih jauh. Mustahil.

Ternyata aku keliru,
Dari awal yang hanya sebatas sosok yang mengagumi dan dikagumi berubah menjadi pertemanan dan lebih dari sekedar teman.

Kami memang terbilang cukup dekat setelah itu, bahkan sangat dekat jika dibilang hanya sebatas teman pun tak akan  ada yang percaya. Konyol .
Tapi, lagi lagi begitulah adanya.

Waktu membungkus waktu,
Terhitung sejak awal bertemu dengan nya aku banyak berubah.
Ia merubah ku dari sosok gadis kecil yang pemalu menjadi sosok gadis remaja yang dewasa.

Ia merubah ku dari sosok yang sangat egois menjadi sosok yang sedikit bisa bijaksana.
Ia merubah ku dari sosok  yang sangat ambisius menjadi sosok penerima yang baik.
Ia baik, sangat baik, memang.

Ada sedikit yang mengganggu pikiran ku belakangan ini Terkadang aku malu memikirkan hal itu.

“Sebegitu pantas kah diriku sampai terselip nama ku dalam harap nya?”.

Aku tau yang menilai pantas atau tidak nya seseorang hanya Tuhan, yang memantaskan seseorang pun Tuhan. Aku tak berhak menilai seseorang itu sudah pantas atau belum.

Aku tak akan bicara banyak soal pantas dan memantaskan disini.

Disini aku hanya ingin mengucap terima kasih pada sosok yang ku kagumi , lewat dirinya aku mampu menjadi seperti sekarang, karena dirinya aku mampu berada disini.Berkat dirinya aku mampu menerma sebuah penerimaan yang baik.

Titik untuk ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasanya menjadi Ibu Toddler

Menjadi orangtua dari toddler itu sungguh nano nano. Gatau harus memberi nama perasaan ini dengan apa karena sungguh nano nano. Bukan mau kemakan sama mitos yang katanya anak usia toddler itu sungguh menguras emosi, dan tenaga. TAPI ITU ADALAH FAKTA (buat gw gatau kalo org lain) Sejak memasuki usia 2 tahun rasanya emosi qile tuh makin menjadi-jadi tapi perkembangan emosi ini dibarengi dengan perkembangan autonomy kalo kata ericson. Jadi Qile tuh mulai apa-apa pengen sendiri, iya oke gapapa karena itu fasenya kan. Cumaaa kalo dia sedang melakukan sesuatu terus susaah, dia akan frustasi dan ngamuk. Disini peran emak dalam membantu regulasi emosi sangat dibutuhkan dan emak ketika menghadapi anak sednag emosyenel itu harus adem bukaaan?? TAPI, perlu di ingat sodara-sodara gak setiap waktu emak-emak itu dalam kondisi emosi yang stabil, ya kan?.  Apalagi ketika si emak di rumah itu ga ada yang bantu, ga ada helper, ga ada mbak, ga ada asisten, you named lah. Gimana rasanya? Sudah barang tent

Kaleidoskop 2022

  Setahun vakum gak nulis apa-apa bukan berarti gue gabut dan gak bisa menceritakan apapun. Tapi, karena tahun 2022 itu nano nano banget buat gue, karena di tahun itu f or the very fisrt time i bacame a mother. Masya allah tabarakallah. Gue jadi Ibooook lho. Sejak dapet predikat itu kehidupan gue berubah gaess. Tolong jangan bayangkan kehidupan gue itu kaya ibu-ibu yang hepi hepi punya bayi, teteuup keliatan flawless , looks so gorgeous . Preetttt, itu sungguh ga ada sama gue. Setelah melahirkan gue justru merasa buluk. Berat badan naik hampir 20kg, begadang tiap malem sama bayi aja (karena setelah lahiran gue LDR sama suami), harus pumping tiap 2 jam, belajar menyusui sampe berdarah-darah, luka gue yang masih basah. Jujur ga ada cakep-cakepnya gue sesudah melahirkan tuh huhu. Bahkan gue ngerasain yang namanya baby blues lho, sungguh itu bukan mitos. Makanya kenapa wanita yang hamil kemudia melahirkan itu butuh banget dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami. Satu

27 yang ke 3

Sepagi tadi ada whatsapp  masuk dan kurang lebih isinya mengingatkan aku soal tanggal hari ini, lalu di tutup dengan doa-doa baik. Setelah membaca itu senyumku mengembang, "oh ternyata sekarang tanggal 27 ya" , hadeuh baru inget. Maklum deh ga pernah inget tanggal sejak jadi mamak-mamak, yang diinget hari-hari adalah gak jauh dari menu masakan, beres-beres dan bayar-bayar hehe. Alhamdulillah makasi ya allah sudah menyampaikan aku di hari ini, hari dimana tepat 3 tahun sudah pernikahan ini berjalan. Mungkin untuk pasangan lain yang sudah menjalani pernikahan belasan atau bahkan puluhan tahun, usia pernikahan 3 tahun ini belum ada apa-apanya, belum banyak pengalaman dan masih jauuuuhhhhh banget perjalanannya. Iya memang, tapi aku bersyukur allah sampaikan aku di 3 tahun ini yang dimana di dalam perjalanannya sudah ada bumbu-bumbu manis, pahit, asinnya pernikahan. And we made it! Aku mengamini kalo pernikahan adalah salah satu ibadah terpanjang. Karena dalam menjalaninya