Ramai tapi hampa Penuh tapi kosong Tersenyum tapi hambar Itu yang kita lakukan. Hanya memenuhi sebuah tuntutan agar terlihat bahwa kita “ baik-baik saja” yang nyatanya kita tidak sedang baik-baik saja. Sudah fasih sekali diri ini harus bermain peran dalam menutupi luka yang terus menganga tanpa kunjung kering. Kau yang dengan bahagianya tersenyum,dengan jumawanya tertawa, tanpa pernah mau menyadari bahwa sebenarnya ada hati yang kecewa, ada air mata yang jatuh karena kau. Apakah kau sadar akan itu? Tidak!
Bitter and sweet mémoire