“ Bagaimana?” itu pertanyaan yang melucur dari mu. Kau tahu bagaimana perasaanku saat aku mendengar itu? Hatiku kebat-kebit , Jariku menggenggam satu sama lain, Dingin Puluhan kata sudah berputar dikepala siap untuk diucap. Tapi tidak satupun yang mampu melucur. Aku terlalu kelu untuk menjawab. Sejujurnya, Ada gaung disana yang menjawab “ IYA” untuk pertanyaan mu. Sayangnya hatiku bergumam sebaliknya. Ini pilihan yang sulit. Memang. Aku tak bisa menyalahkan mu yang datang terlalu cepat. Aku tak bisa menyalahkan mu yang membuat semua serba mendadak. Pun aku tak bisa menyalahkan waktu yang tak mampu menahan mu. Itu diluar kuasa ku. Munkin, buatku ini terlalu cepat. Tapi, menurutNya tidak ada yang terlalu cepat, terlambat atau bahkkan salah alamat. Semuanya sudah Dia atur dengan apik. Pertemuan ini, keputusan ini, semuanya. Untukmu, Munkin aku lebih memilih suara hati yang tak terdengar dari pada suara gaung itu. Terdengar tak adil bua
Bitter and sweet mémoire